Siang ini di Kantin SMA Nusantara di padati banyak pengunjung. Ini adalah jam istirahat pertama yang mana biasanya semua siswa merasakan kelaparan. Semua meja sudah di padati para pengunjung, hanya tersisa dua Meja dan beberapa kursi yang mengelilinginya, yang di sana pun sudah ada orang yang mendudukinya. Maya dan Daniel sudah duduk disana, menanti teman-temannya menghampiri.
Alfi sengaja duduk di kursi yang biasa teman-teman ceweknya duduki saat melihat Eza dan Aruna duduk di dekat Daniel. Daniel yang mengerti kode Alfi pun berpindah ke meja Alfi dengan alasan tidak mau mengganggu orang pacaran.
"Kenapa pada duduk disini sih? Sempit tau" protes Lila seraya mendorong bahu Daniel yang sudah duduk di dekatnya.
"Disana kan masih kosong Niel" keluh Maya ikut protes.
"Yaelah, kalian berdua gak lihat apa gak tahu kalau disana itu ada orang yang lagi kasmaran? Kita mah para Jomblo harus ngumpul juga sesama jomblo." Ujar Daniel seraya menyeruput jus jeruknya.
Ucapan Daniel di setujui oleh Alfi, ia memberi pengertian kepada Teman-temannya untuk tidak mengganggu Aruna dan Eza dulu disana. Sementara Aruni hanya tersenyum melihat teman-temannya berdebat hal yang tidak seharusnya diperdebatkan.
Aruni sangat Lahap dengan Menu makan siang yang baru saja diantar oleh Pak Budi, supir Pribadi kakek yang bertugas untuk mengantar makan siang dan Cemilan sore Aruni ke sekolah.
"Enak banget kayaknya" tegur Daniel pada Aruni yang sejak tadi hanya menyimak perdebatan mereka.
"Enak banget. Tapi sayang porsinya kecil." Ujarnya lantas tersenyum.
"Kakak masih mau nambah?" Tanya Zia.
"Enggak Zi. Ini sudah cukup." Katanya seraya terus mengunyah makanannya.
"Semangat yah Aruni, kamu pasti sembuh" ujar Maya menyemangatinya.
Aruni tersenyum lalu menyentuh tangan Maya.
Semua orang sayang padanya, semua orang perduli padanya. Apalagi yang Aruni khawatirkan,? Jika saja suatu saat nanti pun ia harus berpulang, Aruni akan siap.
Mereka memakan makanan masing-masing dengan lahap, sesekali bersenda gurau atau saling bertukar pikiran. Namun tidak lama setelah itu seseorang datang menghampiri lalu naik ke atas kursi di dekat Eza. Ia menari seperti orang kesurupan, meliuk-liukkan badannya, mengibas rambutnya meminta perhatian Eza.
Semua mata sudah tertuju padanya, tak terkecuali Eza dan Aruna yang memang duduk di dekatnya.Eza berdiri, Bersendekap dada di depan gadis yang berada di atas kursi tersebut. Gadis itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya pada Eza. Eza meraih uluran tangan gadis itu seraya membantunya turun dari kursi.
"Oh jadi gini cara menarik perhatian kamu? Aku harus naik-naik kursi dulu dan menari kayak orang gila" ujarnya lantas tersenyum miring.
Aruna memutar bola matanya Malas, lalu beranjak dari kursinya. Menepi agar bisa lebih leluasa melihat tingkah tengik kakak kelasnya. Alika Putri, orang yang pernah mencegatnya karena merasa telah di kalahkan olehnya.
"Ngapain sih?" Tanya Eza pada Alika yang masih saja tersenyum di depannya.
"Aku mau kamu anterin aku pulang" katanya.
"Gak bisa" tolak Eza keras.
"Kenapa enggak?" Paksa Alika.
"Ya aku gak mau"
"Kenapa?"
"Karena gak mau, Putri" ujar Eza. Lalu menutup matanya pelan, ia telah salah dalam menyebut nama Alika.
Alika tertawa lantas bertepuk tangan. "Wow wow wow Reza. Kamu tidak akan pernah lupa panggilan sayang mu itu kepadaku" ujarnya jumawa.
Aruna mengerutkan keningnya. Namun hatinya memerintahkannya untuk tetap tenang.
![](https://img.wattpad.com/cover/212102972-288-k619014.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Takdir
Teen FictionBerbekal Nama Belakang kakeknya, Mereka berdua di kenal Banyak Orang. Pengaruh papanya di Negara ini juga sangat penting untuk membuat mereka tenar, baik di dunia nyata maupun di dunia Maya. Kembar Identik, yang jika di perhatikan sekilas nampak tid...