"Zia bantuin kakaknya turunin barang yah nak" ujar Meisya
Aruna tersenyum lalu memberikan sebagian barang bawaannya pada Zia untuk di bawa masuk ke dalam rumah. Sementara Mamey menemani Aruni berjalan memasuki rumah.
Mereka sudah pulang dari acara berlibur mereka. Liburan yang nyatanya hanya mereka gunakan untuk santai-santai saja di Villa. Tidak melakukan kegiatan apapun."Ini mobil siapa yah kak?"
Kening Aruna mengernyit melihat ke arah pandang Zia. Sebuah aphard berwarna putih terparkir Rapi di rumahnya.
"Gak tau, tamu papa kali, atau mobil baru lagi?" Canda Aruna lantas Terkekeh.
Mereka berjalan beriringan memasuki rumahnya, sesekali bercanda mengingat kembali kelakuan mereka di villa kemarin.
"Maafkan kelancangan kami datang kemari pak"
Zia dan Aruna saling pandang mendengar suara itu, mereka mempercepat langkahnya untuk segera sampai di ruang tamu.
Disana sudah ada Aruni, mama Meisya, Benua, kakek, mama Nayla dan Dua orang yang salah satunya seperti tidak asing di mata mereka.
Keduanya mendekat untuk bergabung. Sementara dua orang itu masih berdiri di depan Sofa.Pandangan Aruna menilai penampilan perempuan yang ada di depan Benua, cantik, Modis, Rambutnya panjang, di tangannya ada sebuah tab yang sesekali ia lirik. Dia adalah perempuan yang beberapa waktu terakhir fotonya yang sedang beraktivitas sering Benua jadikan Story' di Wa-nya. Sedangkan yang satunya lelaki yang kurang lebih seumuran dengan Abangnya. Berbadan tegap dan Murah senyum. Manis sekali.
"Tapi Hari ini adalah hari terakhir Bapak Cuti bulan ini. Besok pagi bapak harus menghadiri Meeting dengan Perusahaan Iklan yang akan bekerja sama dengan Dav's di Singapore, siangnya, bapak ada Janji makan siang dengan manager HRD selanjutnya membahas tentang penambahan karyawan di bidang IT, lalu Sorenya Bapak harus bertemu bapak Raja Qaffiar selaku pemegang Saham Terkuat perusahaan properti yang akan bekerja sama dengan kita. Dan malamnya bapak ada Janji Dinner Bersama Keluarga Bapak Raja, Meliputi Istri dan adik-adiknya."
Benua diam, sedangkan yang lain menganga takjub. Gadis ini perfectionis sekali menurut pandangan mereka, cukup sepadan dengan Benua, pikirnya.
"Shafana, tidak bisa kah kamu memberiku waktu sedikit lagi? Saya masih ingin bersama keluargaku di sini" cicit Benua, sedikit merasa frustasi.
Benua memang seperti itu, kalau sudah berada di rumah, sangat sulit untuk memintanya kembali. Tapi baru kali ini harus di susul oleh orang kantornya.
"Maaf pak, tapi tidak bisa. Jadwal bapak sepadat itu" sesalnya.
"Siapa yang memintamu untuk datang menjemputku?" Ujar Benua sedikit tajam.
"Maaf pak, Ini hanya inisiatif saya sendiri karena sejak kemarin sore bapak tidak menjawab telpon saya." Perempuan itu menundukkan kepalanya.
"Kenapa kalian tidak koordinasi dulu dengan saya?"
"Maaf pak, kami hanya menjalankan tugas. Sudah hampir dua Minggu ini kami hanya leha-leha di kantor, menunggu bapak pulang" jawab laki-lakinya.
Benua memutar Bola matanya Malas.
"Lalu kenapa masih berdiri disitu, ayo duduk" perintahnya yang tak terbantahkan segera di turuti oleh Shafana dan Ihsan.
"Maaf pak!" Cicit Shafana.
"Berhenti minta maaf dan Biarkan saya berpikir dulu" Benua semakin frustasi.
"Apa yang mesti dipikirkan sih bang, Yaudah gih sana Pulang, Ada banyak tanggung jawab yang menunggu Abang" ujar Aruna memecah keheningan.
Nayla menatap anak perempuannya itu, sedikit meringis karena telah meminta Benua pulang. Bagaimana kalau abangnya kesal?
![](https://img.wattpad.com/cover/212102972-288-k619014.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Takdir
Teen FictionBerbekal Nama Belakang kakeknya, Mereka berdua di kenal Banyak Orang. Pengaruh papanya di Negara ini juga sangat penting untuk membuat mereka tenar, baik di dunia nyata maupun di dunia Maya. Kembar Identik, yang jika di perhatikan sekilas nampak tid...