Menjelang pukul 16.00 sore, Aruna dan kedua adiknya sampai di rumah,. Mereka bergegas turun dari mobil dan melangkah dengan riang masuk ke dalam rumah. Sesampainya mereka menatap heran papa dan mamanya yang sepertinya sedang fokus pada Layar datar di tangan papanya. iPad Dava seolah menjadi pusat perhatiannya dan Nayla sampai tidak mengetahui Kalau kembar mereka sudah pulang.
Dengan kening mengerut, keduanya bergegas menghampiri kedua orang tuanya yang sedang fokus di sofa. Samar-samar Aruna bisa melihat dan mendengar pembicaraanya dengan Alika kakak kelasnya beberapa waktu yang lalu. Tapi siapa yang melakukan itu.? Bukankah sudah tidak ada orang di koridor sekolah waktu dia dan Alika berdebat?
Zia meninggikan Dagunya menatap Alika yang sepertinya sudah di luar batas saat ini. Alika menyeringai hebat lalu melayangkan tangannya bukan kepada Zia, Tapi kepada Aruni yang berada di belakang Zia. Aruni terhuyung kebelakang hampir Jatuh kalau saja Aruna tidak menyelamatkannya dengan menahan tubuhnya.
Alika membelalakkan matanya sedikit kaget, sementara teman-temannya yang datang bersamanya mundur perlahan dari ketua gengnya.
Gadis yang datang dan berada di belakang gadis yang ia anggap telah merebut Eza darinya sama persis. Atau, apakah Alika sedang berhalusinasi. Atau dia yang kurang update sampai tidak tahu kalau Gadis di hadapannya itu kembar?
"Atas dasar apa kamu melakukan ini kepada adik-adik ku? Mereka mengganggumu?" Tanya Aruna.
Alika mendengus kasar. Gadis yang berada di hadapannya saat ini lebih cantik darinya, lebih terlihat modis darinya, dan barang-barang yang ia gunakan pun lebih bermerk dari pada Yang ia kenakan. Alika lupa melihat adik kelasnya yang bermuka pucat itu. Ternyata mereka mengenakan barang yang sama,bahkan sampai pada Jam tangan CD keluaran terbaru mereka juga sama.
"Dia mencari mu kak, orang yang katanya sudah merebut Eza darinya. Cewek kecakepan, cengeng, kecentilan." Adu Zia pada Aruna.
"Oh, rupanya kamu salah orang. Kenalkan, aku Aruna Zunairah Revand, dan Ini Adik adikku, Aruni Zunailah Revand, dan Ziana Laluna Revand. Aku pacarnya Eza, yang sudah bikin satu sekolah heboh. Dan Dia adikku yang mendapat penjagaan ketat dari pihak sekolah. Kenapa? Ada masalah?" Tanya Aruna dengan angkuhnya. Alika mendengus sebal karena merasa satu langkah berada di belakang gadis-gadis ini.
"Aku hanya ingin memperingatkan kepada mu agar menjauhi Eza kalau tidak mau berurusan denganku" ujarnya dengan angkuh
"Aku tidak takut. Lagi pula mungkin aku jauh lebih dulu kenal dengan Eza dari pada kamu. Kenapa aku yang harus menjauh?" Aruna mengendikkan bahunya tampak acuh.
"Aku pernah satu sekolah saat sMP dengan Eza" sahut Alika.
"Dan aku teman masa kecil Eza di Bandung. Kita tetanggaan" balas Aruna yang membuat Alikaa merasa Marah dan melayangkan tangannya. Namun dengan cepat Aruna menangkisnya.
"Sebelum tangan kotormu menyentuh kulitku, sebaiknya pikirkan dulu apa yang akan kamu lakukan padaku." Katanya lalu menarik tangan Zia dan Aruni pergi dari sana. Emosi Aruna sedang di ubun-ubun. Melihat adik-adiknya di perlukan seperti itu membuat macan dalam tubuh Aruna seketika bangkit.
"Mama, Papa" Sapa Aruni lalu ikut bergabung dengan kedua orang tuanya.
Dava menutup Ipad-nya lalu mengusap rambut Aruni dan menatap pada Aruna yang masih berdiri.
"Bisa jelaskan sama papa apa maksud dari Video ini?" tanya Dava pada Aruna.
Aruna Menghelah napas lalu ikut duduk di sofa yang bersebelahan dengan orang tuanya.
"Siapa yang berani merekam video itu dan memberikannya pada Papa?"
Bukannya menjawab, Aruna justru melayangkan pertanyaan pada Dava.

KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Takdir
أدب المراهقينBerbekal Nama Belakang kakeknya, Mereka berdua di kenal Banyak Orang. Pengaruh papanya di Negara ini juga sangat penting untuk membuat mereka tenar, baik di dunia nyata maupun di dunia Maya. Kembar Identik, yang jika di perhatikan sekilas nampak tid...