Eza: Berapa lama kamu akan berada di rumah sakit?
Aruna: sampai Aruni selesai cuci darah. Sekitar 4 jam dengan masa penyesuaiannya.
Eza: aku kesana yah, mau bawain cemilan buat kamu dan Aruni.
Aruna: jangan lah Za, kasian kamu, jauh 😀
Eza: tidak masalah selama yang akan ku temui adalah kamu.
Aruna: gombal banget sih.
Eza: aku serius.
Aruna: jangan Za. Di sini ada Bang Benua.
Eza: bang Ben? Astaga, sudah lama aku tidak melihatnya.
Aruna: 😙
Eza: aku kesana. Sekalian bawain makanan kesukaan Bang Ben juga.
Aruna: yaudah deh. Terserah kamu aja gimana baiknya.
Eza: see you dear.
Aruna: See you 😘
Eza: aaaa akhirnya di kasi Emot love juga.
Aruna : 😂
Aruna selesai dengan pekerjaannya. Ia juga telah mengirimnya kepada Tim penerbit di Perusahaan papanya. Aruna menyimpan laptopnya di meja setelah dimasukkan ke dalam tas lalu bergerak menuju ke arah Benua yang masih terlelap.
Aruna tahu kebiasaan buruk abangnya jika sudah sangat mengantuk seperti ini, Benua tidak akan bangun bahkan jika harus di pindahkan sekalipun. Sama seperti saat ini. Aruna dengan susah payah memindahkan badan Benua menuju sofa dan mengatur agar Tidur abangnya merasa Nyaman.
Setelahnya barulah ia menggantikan posisi Benua di kursi tunggu pasien."Eza mau datang, kak"
Ujar Aruni tiba-tiba.Mata Aruna memicing, lalu meraih ponselnya di tangan adiknya. Membaca pesan balasan yang di sampaikan Aruni untuknya. Aruna menggeleng pelan lalu menghelah napas Lelah. Kebiasaan Aruni adalah Mengiyakan setiap ucapan Eza tanpa Memberitahunya terlebih dahulu.
"Kamu liat siapa yang tidur di sofa? Kamu lupa dengan peraturan yang dia buat beberapa jam yang lalu?" Ujar Aruna seraya menunjuk Benua yang sama sekali tidak terusik dalam tidurnya.
"Aku ingat."
Jawabnya polos."Lalu kenapa kamu mengiyakan ucapan Eza untuk datang kesini?" Tanya Aruna sedikit merasa kesal.
"Gak papa, biar Bang Benua tahu kalau Pacar kakak itu orang baik. Tidak seperti laki-laki kebanyakan." Balas Aruni santai.
Aruna Menghelah napas dongkol. Sama sekali tidak habis pikir dengan perbuatan Aruni.
"Terus sekarang gimana?"
"Ya gak gimana-gimana. Kakak duduk aja, Tunggu Eza datang" katanya lalu tersenyum. Kelakuannya benar-benar ajaib.
Tak lama setelah itu, Pintu ruangan HD terbuka pelan menampilkan Eza di sana dengan sebuah kresek di tangannya. Ia tersenyum lalu berjalan masuk menghampiri Brangkar Aruni.
"Hai"
"Hai." Sapa Aruna sedikit kikuk melihat Eza.
"Sorry agak lama, sedikit macet tadi." katanya lalu menyerahkan kresek yang di bawanya. "Nih aku bawain cake" lanjutnya.
"Untuk Aruni?" Tanya Aruna.
"Untuk kalian semua. Bang Benua juga"
Lalu orang yang sedang berbaring di sofa merasa sedikit terusik. Ia membuka matanya perlahan dan mendapati dirinya di tempat yang berbeda. Benua bangkit, duduk tegak di sofa untuk mendapati ada orang lain di ruangan ini selain adik-adiknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/212102972-288-k619014.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Takdir
Teen FictionBerbekal Nama Belakang kakeknya, Mereka berdua di kenal Banyak Orang. Pengaruh papanya di Negara ini juga sangat penting untuk membuat mereka tenar, baik di dunia nyata maupun di dunia Maya. Kembar Identik, yang jika di perhatikan sekilas nampak tid...