Ulangan

17 2 2
                                    

Libur satu Minggu telah usai, dan hari ini Semua siswa dan siswi SMA Nusantara kecuali kelas XII kembali harus masuk ke sekolah, mengikuti ulangan akhir semester sebelum naik satu tingkat. Aruna dan Aruni turun dari mobil bersama, Zia juga ikut membuka pintu penumpang belakang dan berjalan menyamai langkahnya dengan kedua kakak kembarnya. Sedikit ada Rasa Rindu yang terbersit di hati ketika melihat bangunan sekolah mereka kembali setelah libur satu Minggu. Tidak ada yang berubah pada bangunan ini, bahkan senyum pak satpam masih sama ramahnya, Tapi entahlah, tiba-tiba ada rasa yang lain yang menelusup masuk ke dasar hati.

Alfi, Daniel, dan Eza menunggu mereka di koridor utama. Mereka saling bertos sebagai bentuk kebahagiaan. Mereka juga jarang bertemu selama Libur. Daniel Sibuk di sirkuit, Alfi sibuk ngeGym, dengan alasan ingin badannya seperti Eza, lalu Eza sibuk ngapelin Aruna Setiap hari. Semenjak kejadian Aruna meminta putus dan loncat dari lantai dua rumahnya membuat Eza harus tau setiap detik kabar Aruna. Ia setiap hari datang ke tempat Aruna bahkan ketika hanya dengan alasan meminjam catatan atau belajar bersama.

Just it.

Lila dan Maya, mereka berdua seminggu ini selalu menanami Alfi di tempat Gym, bahkan saat mereka mendengar kabar bahwa Aruna sedang di rawat, mereka juga sedang berada di sana, dan dengan terpaksa meminta maaf karena tidak bisa datang menjenguk. Entah apa yang mereka rencanakan sehingga selalu mengikuti Alfi ke tempat Gym. Zia tidak perlu di tanya lagi, Ia akan tetap berada dimana Twins berada.

"Maya dan Lila belum sampai?" Tanya Zia pada ketiga cowok yang memang sengaja menunggu mereka di koridor utama.

"Masih di jalan, Maya bilang hari ini Lila bawa Mobil sendiri, makanya lelet." Jawab Daniel.

"Oh iya, Aruna. Bagaimana keadaan kamu?"

"Aku sangat baik. Setiap hari ada yang jagain" ujarnya menyindir Eza.

Eza hanya tersenyum lalu mengacak puncak kepalanya.

"Masuk kelas yuk." Ajak Alfi.

Mereka semua mengangguk lalu berjalan bersisian.

Sama seperti biasa ketika ketiga cowok ganteng ini berjalan, maka semua mata akan tertuju pada mereka. Apalagi hari ini Alfi terlihat begitu macho karena perubahan badannya yang sudah sedikit terlihat. Dan Daniel yang tebar pesona dengan senyum manisnya. Semua orang menyapa mereka, bahkan adik kelas sekalipun tidak segan untuk menyapa. Hingga mereka tiba di depan kelas XI 1.

"Kita ada pembagian kelas kan?" Tanya Aruni

"Iya, sebentar aku cek nama-nama kita dulu" ujar Zia lalu melangkah ke dalam kelas. Biasanya nama orang yang menempati kelas ketika ulangan akan ada di papan tulis. Sudah di tulis sebelumnya.

Zia kembali keluar dengan wajah cemberut.

"Kenapa?" Tanya Aruna penasaran.

"Aku sama kak Aruni di kelas sebelah. Eza sama kak Aruna tetap di sini" lapor Zia dengan wajah tertekuk.

Aruna tersenyum lalu mengantar Aruni ke kelas sebelah. Mengambil tempat duduk paling depan bersama Zia.

"Terima kasih kak"

Aruna tersenyum pada mereka berdua.

"Jangan cemberut aja. Lebih baik belajar," katanya sebelum berlalu pergi.

Aruna masuk ke ruangannya dan duduk di tempat biasa, bangku kedua paling depan yang berhadapan dengan guru, di belakangnya ada Eza, menyusul teman-temannya yang lain.

"Kamu sudah belajar kan? Butuh contekan kah?" Goda Eza.

"Enak aja. Awas aja yah sebentar kamu yang minta contekan" seloroh Aruna lalu kembali membaca bukunya.

Keputusan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang