Seharusnya dokter Anisa sudah pulang dari sekitar dua jam yang lalu. Seharusnya Uncle Sam tidak kelaparan di dalam ruangan istrinya, Seharusnya Dava dan Nayla duduk manis di rumah sambil menikmati serial TV kesukaan mereka. Seharusnya Aruna dan Aruni serta semua orang yang ada di dalam ruangan itu menikmati malam mereka dengan orang-orang yang mereka sayangi. Tapi tidak dengan malam ini, karena malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk semua orang yang ada disana. Belum ada keputusan, akan dibatalkan atau akan terus berlanjut sesuai prosedurnya.
"Kak Aruna, Kita harus membatalkan operasi ini" lirih suara Aruni memecah keheningan. "Aku memang mau sembuh, tapi tidak dengan cara mengambil ginjalmu" lanjutnya semakin lirih.
Aruni ketahuan menguping di balik pintu sehingga ia di panggil untuk bergabung saja di dalam ruangan dokter Anisa. Benua juga ada di sana, sedangkan Eza memilih pergi, untuk sejenak menenangkan hatinya.
"Tidak Aruni, operasinya akan tetap dilaksanakan. Semuanya sudah di atur, dan kita tinggal menjalaninya." Ujarnya pelan.
"Sejak kapan kamu terlibat dalam Bantu-membantu adikmu ini Benua?" Tanya Papa yang membuat semua orang diam. Benua bahkan meringis di tanyai seperti itu oleh papanya.
"Sejak aku merasa ada yang lain yang terjadi pada adikku. Tidak biasanya Aruna tidak bisa menyelesaikan masalahnya. Jadi aku pikir tidak ada salahnya untuk membantunya" jawaban Benua memang benar adanya, tapi jawaban itu sukses membuat papanya berpikir.
"Lalu kenapa Aruna harus Pindah sekolah? Dan kenapa harus Singapore? Singapore bukan tempat pelarian!" Tajam papanya.
Benua diam, Aruni juga diam. Yang berhak menjawab hanya Aruna. Dan seketika ruangan dokter Anisa berubah menjadi ruangan menegangkan untuk keluarga Revand.
"Ini masalah hati Pah. Dan Singapore adalah tempat pelarian terbaik menurut ku. Bukankah papa dulu pernah lama tinggal disana?" Jawab Aruna santai.
"Itu bukan alasan Aruna. Itu sama saja kamu lari dari masalah." Ujar papanya.
"Aku pikir aku memang harus pergi Pah. Aruni harus bisa mengurus dirinya sendiri setelah operasi. Aruni harus bisa mandiri, dan tanpa aku di dekatnya, mungkin dia akan memulainya."
"Itu bukan jawaban yang tepat kak, karena aku tidak akan bisa tanpa kamu."
"Aruni, kamu harus membiasakan diri nanti. Karena setelah operasi aku akan pindah ke Singapore bersama bang Benua dan kak Shafana. Aku harap kalian mengerti dengan keputusanku ini." Ujar Aruna lalu beranjak, berdiri dari duduknya dan pergi dari sana.
"Sepertinya ini adalah jalan yang ditunjukkan Tuhan untuk kesembuhan Aruni. Aku tahu caranya mungkin salah, tapi tidak ada pembuat rencana terindah selain rencana Tuhan . Percayalah Nayla, Dava, Tuhan akan menjaga Twins kalian. Tuhan akan melindungi Twins kalian" ujar uncle Sam lalu merangkul bahu Dava.
"Baiklah, aku akan menyetujui operasi ini, tapi aku mau operasi ini di lakukan di rumah sakit yang lebih bagus dari rumah sakit ini." Ujar Dava setelah lama terdiam. Ia memikirkan sesuatu yang mungkin akan lebih baik dari semua keputusan yang sudah ada.
"Maksudmu Dav?"
"Aku mau operasi ini di lakukan di rumah sakit Singapore."
Anisa menganggukkan kepalanya, lalu dengan segera ia menghubungi rumah sakit yang di maksudkan Dava, mengutarakan keinginannya dan berkordinasi dengan dokter bedah yang ada di sana. Selanjutnya ia mendapat email persetujuan dari rumah sakit tersebut dengan syarat dokter Anisa harus ada di dalam ruangan operasi itu juga. Ia menyanggupinya sampai segala urusan terselesaikan dengan baik.
"Baiklah, Aruni, karena operasi akan di adakan besok malam, kamu sudah harus bersiap-siap mulai dari sekarang."
Aruni mengangguk lalu meminta Benua mengantarnya ke ruang rawat. Selanjutnya ia menghubungi Zia dan Shafana untuk segera menyusul ke rumah sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/212102972-288-k619014.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Takdir
Teen FictionBerbekal Nama Belakang kakeknya, Mereka berdua di kenal Banyak Orang. Pengaruh papanya di Negara ini juga sangat penting untuk membuat mereka tenar, baik di dunia nyata maupun di dunia Maya. Kembar Identik, yang jika di perhatikan sekilas nampak tid...