"kak, aku sedikit penasaran deh sama kakak dan Kak Sulthan?" Ujar Aruni.
Aruna menatapnya sedikit bingung dan sedikit terkejut mendengar pertanyaan Aruni.
"Maksudnya gimana?" Tanya Aruna cepat, agar tak terjadi salah paham.
"Oka, sebelumnya aku mau jujur sesuatu dulu." Ujar Aruni seraya menyamankan posisi duduknya. "Aku yang minta kak Sulthan untuk mendekati kakak, setidaknya kak Aruna suka sama kak Sulthan sebelum aku jujur tentang perjodohan ini. Tapi kata kak Sulthan timingnya gak pas karena ia sedikit takut mendekati kakak. Orang patah Hati itu bawaannya sensi, kak Sulthan bilang akan mendekati kakak dengan caranya. Nah, itu yang mau aku tahu"
Aruna menghelah napas, padahal sedari tadi ia sibuk memutar otaknya untuk mencari jawaban dan mengembalikan situasi.
"Ada campur tangan bang Benua sih." Jawab Sulthan.
Aruna jadi ingat saat Shafana memintanya berdandan karena akan di ajak Dinner di luar bersama client bisnis Abang.
"Wah kayaknya seru nih. Tambah kentang goreng dong!" Ujar Alfi seraya memanggil waitersnya.
"Flashback nih ceritanya?" Ujar Zia. Ia juga sedikit penasaran sih dengan cerita ini.
"Kamu aja yang cerita Runa. Aku sibuk memandang ciptaan Tuhan yang Indah di depan mataku ini", ujar Sulthan seraya terus memandangi wajah Aruni. Sementara Aruni hanya tersenyum sembari mengusap sebelah tangan Sulthan yang lelaki itu letakkan di atas meja.
Aruna menghelah napas, menatap satu persatu mata orang-orang yang menunggu ceritanya. Mereka memandang Aruna dengan tatapan penuh harap atas apa yang akan Aruna sampaikan. Atau mungkin mereka hanya penasaran sebab mereka tahu, Aruna dan Sulthan tidak pernah akur. Bagaimana pertemuan pertama mereka?
Lalu tatapan mata Aruna bersirobok dengan tatapan teduh Eza, wajahnya terlihat damai penuh senyuman. Eza mengangguk kecil seraya menggenggam tangan Aruna di bawa meja.
"Baiklah, jadi waktu itu, satu hari sebelum aku homeschooling, Abang bilang aku harus ikut mereka dinner dengan Clientnya. Aku gak ada bantahan apapun karena ku pikir clien-nya Abang itu orang tua, dan gak mungkin Nyebelin. Iya dong, secara pengusaha, pasti punya manner yang baik, tapi yang ku lihat pada pengusaha satu ini bikin aku berpikir dua kali untuk ikut mereka meeting lagi." Aruna memutar bola matanya, sementara Sulthan mendelik tajam padanya.
"Loh, kok gitu ceritanya." Protes Sulthan tak terima.
"Lah emang gitu kan!"
"Nope Aruna!"
"Mulai deh, mulai deh" ledek Zia.
"Kakak" Rajuk Aruni seraya menatap Sulthan
"Oke oke!" Jawabnya pasrah.
"Lanjut" teriak Lila yang begitu menikmati situasi ini.
Flashback
"Ow pak Benua. Mari, mari silahkan duduk" ujar lelaki yang berpakaian formal menyambut mereka bertiga di restoran itu.
Benua tersenyum pada lelaki itu lalu memperkenalkan orang yang datang bersamanya. "Kenalkan, ini Istriku Shafana, dan Ini adikku, Aruna"
"Hai, Sulthan" ujarnya seraya mengulurkan tangannya.
"Shafana."
"Aruna"
"Nice to meet you Gais"
Sulthan tersenyum, dalam hati ia membenarkan dugaannya tentang Aruna. Ia sama sekali jauh berbeda dari Aruni adik kembarnya. Aruna memiliki wajah yang tegas dan menawan, sementara Aruni memiliki garis wajah yang lembut penuh kasih sayang. Tapi Aruni salah, sebab respon yang di berikan Aruna pada Sulthan jauh berbeda dari apa yang ia sebutkan. Aruna sama sekali tidak bersikap manis padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Takdir
Teen FictionBerbekal Nama Belakang kakeknya, Mereka berdua di kenal Banyak Orang. Pengaruh papanya di Negara ini juga sangat penting untuk membuat mereka tenar, baik di dunia nyata maupun di dunia Maya. Kembar Identik, yang jika di perhatikan sekilas nampak tid...