Jakarta, Indonesia 22.23 Pm
Suasana di halaman Rumah Revand begitu hangat pada malam yang dingin ini, sebab mereka sedang berkumpul dengan perasaan bahagia. Semua sahabat Aruni hadir disini. Niatnya hanya ingin bermalam mingguan bersama, tidak lebih.
Alfi dan Daniel sibuk di depan pembakaran, mereka sedang menunggui Jagung pedas manisnya matang untuk di santap bersama. Zia dan Maya sibuk membuat minuman di dapur, sementara Lila, Aruni dan Eza sedang mengatur tikar di rerumputan sebagai tempat duduk mereka. Di halaman belakang rumah mewah ini, beratapkan langit malam penuh bintang.
"Za, Kamu udah Hubungi kakakku malam ini?" Tanya Aruna sembari menata minuman yang di bawakan oleh Zia.
Eza menatapnya lalu tersenyum.
"Udah. Dan aku bahagia, ini berkat kalian gengs" ujar Eza sedikit membesarkan suaranya.Semua orang menatap padanya lalu ikut duduk mengelilingi makanan yang telah disajikan di tengah-tengah mereka.
"Apa sih Za?" Tanya Zia penasaran.
Eza tersenyum pada Zia lalu menariknya duduk di dekatnya. "Kamu tau Zi, gara-gara kamu Live Ig waktu aku balapan, Aruna jadi kesal." Ujar Eza dengan mimik muka yang di buat seserius mungkin.
Zia menatapnya sedikit panik. "Iya sih, dia memang tadi sempat nyuruh aku buat stop-in kamu balapan"
"Tapi kesalnya dia bukan karena itu Zi." Sanggah Eza.
Zia bertambah panik karena Eza. "Lalu apa dong?"
"Dia kesal karena kalian bilang aku lagi dekat sama cewek di sekolah. Dia marah, cemburu, kesal. Tapi itu bikin aku bahagia." Eza tersenyum penuh arti.
Senyum itu menular pada Teman-temannya sehingga membuat Eza semakin semangat menceritakan kekacauan Aruna di Negeri Singa Putih sana. Alfi sampai tertawa keras menanggapi ucapan Eza. Zia juga tidak tahan sampai harus memegangi perutnya.
"Lagian sih, masih cinta kok, sok sok-an mau break. Kan begini jadinya. Ah rasanya setiap hari aku mau bikin kakak kesal aja deh biar doi cepat balik kesini. Kalo perlu kita bikin rencana yang lebih gila." Ujar Zia sambil tertawa jahat membayangkan jutaan rencana licik nan manis di otak cantiknya.
"Kualat Lo Zi sama kakak sendiri" timpal Daniel
"Gak papa. Demi kebaikan bersama." Balasnya santai
"Ah lagu lu Zi" cibir Alfi.
Mereka kembali tertawa keras membayangkan Keadaan Aruna di sana.
Mereka menikmati makanannya dengan lahap sembari bercerita dan merencanakan sesuatu di hari Minggu besok. Mereka yang tadinya tidak berniat menginap disini juga jadi berubah pikiran karena tiba-tiba kakek Ali yang sedang mengunjungi Yayasan panti Jomponya mendadak memberi kabar bahwa Ia dan Opa Richard akan bermalam di panti Jompo dulu, sesekali. Untuk mengenang kebersamaan mereka di masa lalu. Opa Richard yang belum lama ini di tinggal mati istrinya butuh penghiburan dan kakek sedang melakukan itu untuk sahabatnya. Teman sejawatnya.
Di tengah ke asyikan mereka bercanda, menikmati sisa malam ini tiba-tiba ponsel Aruni berbunyi nyaring dengan nada panggilan yang berbeda. Menyadari itu Aruni segera berpindah dari tempatnya, bergeser agak jauh dari teman-temannya untuk menerima panggilan itu. Aruni sedikit heran, sebab baru setengah jam yang lalu orang yang namanya tertera di layar ponselnya mengabari bahwa kakaknya-Aruna sudah keluar kamar dan saat ini sedang makan. Aruni juga sempat mendapat foto candid kakaknya yang diambil saat makan tadi.
Dengan berbekal hati yang bahagia, Aruni menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilannya.
"Halo Kak------ "

KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Takdir
Teen FictionBerbekal Nama Belakang kakeknya, Mereka berdua di kenal Banyak Orang. Pengaruh papanya di Negara ini juga sangat penting untuk membuat mereka tenar, baik di dunia nyata maupun di dunia Maya. Kembar Identik, yang jika di perhatikan sekilas nampak tid...