REza Abraham added you Line.
Mata Aruni membulat sempurna melihat siapa yang meminta berteman dengan Kakak 5 menitnya. Ia tersenyum lalu membawa Laptop di pangkuannya ke hadapan Kakak Lima menitnya di meja Belajar.
"Apa deh, ganggu aja. Gak tau apa lagi fokus sama Harga saham." Cibirnya sembari terus memperhatikan Garis naik turun di layar laptop Kerjanya.
"Ini si Eza Nge-add kamu, Liat dulu deh Kak" katanya.
Aruna Menoleh pada adik lima menitnya lalu memperhatikan layar Laptop menyala di dekat Laptop kerjanya.
"Eza siapa?" Keningnya mengerut.
"Reza Abraham, teman kita, tetangga Eyang Putri di Bandung, Teman Masa Kecil Kita."
"Oh, Si Eja, yaelah kamu balas dulu deh. Aku sering kok Chat-an sama dia, dia sering DM di IG ku"
"Tapi ini Line Punya Kamu kak"
"Gak papa, balas aja." Katanya Malas.
Aruni mendengus kesal melihat respon Kakak lima Menitnya. Lagian Kenapa Juga anak kelas XI SMA mainannya kerjaan Orang tuanya, Ngurus saham, bertanya Profit, bertanya Soal Tender, bertanya Soal apapun Mengenai perusahaan. Bahkan Perusahaan Iklan Milik keluarganya Juga Ia Minta sendiri untuk di Urus. Tapi papanya tidak sejahat itu, se-workholic apapun anaknya.
"Jadi aku yang Balas Yah, Pake Id Line Kamu"
"Yaudah Sih balas aja. Jangan ganggu"
"Dia yang Ganggu Gue. Orang gue lagi Nonton drama Korea Juga" Katanya lalu memutar Bola matanya.
Membuka Aplikasi Line dan Menerima Permintaan pertemanan dari Reza Abraham.
EZa : terima kasih sudah Accept.
Aruna : sama-sama, tidak masalah.
Eza: Aku ganggu gak sih?
Aruna : Gak Juga,
Eza : kamu lagi ngapain?
Aruna : lagi gak ngapa-ngapain sih. Sama Aruni disini.
Eza : oh Ada Aruni. Adik kembar kamu yang cengeng itu yah? Yang sering Nangis kalau di ledekin mukanya mirip sama kamu, dulu.
Aruna: siapa lagi.
Eza: hahaha.
Aruna: kenapa Ketawa sih
Eza: ya gak papa Sih, Kalian Lucu aja. Jadi gak sabar.
Aruna: gak sabar apa?
Eza: gak, gak papa.
Aruni mengerutkan Kening bingung lalu tak menjawab Lagi chat-an Eza, Teman masa Kecil mereka di Bandung. Entah bagaimana ia sekarang. Sudah sangat Lama tidak Bertemu dengannya.
"Kak, Emang nih si Eza kalo nge-chat kamu sering Garing gini yah?" Aruni menatap Aruna yang masih sibuk di meja belajarnya.
"Iya, Dia kadang ketawa Sendiri, gak ada yang lucu" katanya "memangnya dia Bilang apa?"
"Gak sih, nanya lagi ngapain aja"
Aruna Ber-oh Ria lalu kembali fokus pada Laptop kerjanya. Sedangkan Aruni Kembali memutar drama Korea yang sempat terpause oleh Chat Eza.
Mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing-masing meski dalam kamar yang sama. Hari ini tidak begitu banyak acara yang mereka hadiri, bahkan tidak ada planning pagi ini, Zia juga sudah Pergi dari siang bersama Maya dan Lila, katanya Mau Mencari Buku di Gramedia, entahlah tapi yang sering Zia bawa Pulang setelah hunting buku seharian itu adalah Novel bertumpuk di dalam Paperbagnya, Aruna dan Aruni Tau itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Takdir
Подростковая литератураBerbekal Nama Belakang kakeknya, Mereka berdua di kenal Banyak Orang. Pengaruh papanya di Negara ini juga sangat penting untuk membuat mereka tenar, baik di dunia nyata maupun di dunia Maya. Kembar Identik, yang jika di perhatikan sekilas nampak tid...