Keputusan Takdir

LovePedia (10)

Eza: Selamat malam Aruna

Aruna: Selamat malam Za.

Eza: lagi apa?

Aruna: lagi kerja tugas nih tapi sudah hampir selesai.

Eza: aku ganggu yah.? Maaf 🙏

Aruna: enggak kok. Ini sudah selesai.

Eza: kamu udah makan?

Aruna: udah. Kak shafana mana mungkin biarin aku di kamar jam segini kalo belum makan.

Eza: Alhamdulillah. Kak shafana sayang kamu itu.

Aruna: iya.

Eza: aku juga sayang kamu.

Aruna: 😊

Eza: gimana jalan-jalannya sama kak Sulthan?

Aruna: Kita langsung pulang kok tadi.

Eza: gak makan dulu?

Aruna: enggak. Aku minta langsung antar pulang.

Eza: telat dong makan siangnya?

Aruna: take away tadi. Dia juga tahu kalo aku abis operasi ginjal.

Eza: dia tau banyak yah.

Aruna: Za.

Eza: gak apa-apa. Lagian aku siapa? Bukan siapa-siapa buat kamu.

Aruna: Za.

Eza: aku gak apa-apa.

Aruna: kita masih punya banyak waktu untuk memulainya lagi Za, Nanti.

Eza: sejujurnya aku cemburu.

Aruna: dia bukan siapa-siapa.

Eza: hati seseorang itu hanya dia dan Tuhan-nya yang tahu.

Aruna: aku tahu.

Eza: ada yang berubah dari kamu, Aruna.

Aruna: sejauh ini Rasaku masih sama Za, tapi sayangnya aku belum bisa memulainya lagi dengan kamu.

Eza: Kamu tidak lagi memakai kalung pemberianku, kamu juga sudah melepas cincin yang ku pakaikan padamu.

Aruna: mama pernah cerita, katanya itu adalah Kalung dan Cincin turun temurun dari keluarga Brama, dan aku merasa belum waktunya untuk memakainya. Aku menyimpannya Za, hingga waktunya Tiba, kamu akan kembali memakaikannya untukku.

Eza: ku pikir kamu memang tidak yakin padaku. 😪

Aruna: Za

Eza: tidak apa-apa. Sejauh ini aku tetap bisa baik-baik saja di depan orang.

Aruna: maafkan aku

Eza: kamu tidak salah. Kamu tidak perlu minta maaf. Aku yang salah, Rasaku yang salah.

Aruna: Za, jangan bicara seperti itu.

Eza: aku tetap akan baik-baik saja sembari terus menunggu rasaku kembali bersambut.

Aruna: aku minta maaf.

Eza: jangan minta maaf lagi.

Aruna: aku mengabaikan pesanmu beberapa hari ini.