Sebuah Peraturan

22 2 0
                                    

Hari ini Aruni sudah Bisa keluar dari rumah sakit, Dokter Anisa Bilang ia sudah bisa kembali beraktivitas, sesuai dengan yang telah dokter itu katakan sebelumnya. Semua pantangan, semua larangan dan hal yang di perbolehkan sudah dikatakan oleh dokter Anisa sebelum benar-benar mengizinkan Aruni pulang.

Aruni adalah anak dari pasangan Dava dan Nayla yang notabene adalah Sahabat dari suami dokter Anisa, dan Aruni juga adalah sahabat dari anak dokter Anisa dan Sam yakni Lila, entah kenapa Mereka menjadi keluarga Jauh yang sangat dekat. Kebetulan yang sudah di atur oleh Takdir.

Aruni pulang bersama kedua orang tua dan Kakaknya, Aruna. Di pagi yang cerah ini, pada hari Sabtu yang terasa berbeda. Banyak peraturan yang harus Aruna jalankan selama menjaga Aruni. Banyak batasan yang tidak boleh di langgar selama Aruni berada di luar rumah.

Mobil Dava sampai di rumah. Aruni di sambut oleh Zia dan Zayn dengan sebuah balon bertuliskan ucapan selamat datang kembali untuk Aruni. Alan dan Meisya juga ada disana, bersama Ali, kakek Gantengnya.

"Welcome back Home kakak Aruni." Zayn berlari memeluk Aruni lalu menyerahkan Balonnya pada kakak sepupunya.

"Terima kasih Zayn" ujar Aruni.
Anak kelas 2 SMP itu menyengir lalu kembali ke dekat papanya.

Mereka semua kembali masuk ke dalam Rumah, duduk di sofa yang diatas mejanya sudah tersedia makanan Kecil dan Cake yang di buat oleh Meisya.

Mereka memulai obrolan kecil mengenai kondisi kesehatan Aruni dan Pantangan makanan yang tidak bisa ia makan.

"Aruni tidak bisa makan terlalu banyak. Maka dari itu Mulai hari ini, porsi makan Aruni harus di kurangi, ia juga tidak bisa jajan sembarangan dan Tidak boleh minum berlebihan. Semua sudah ada jamnya. Sudah ada peraturannya. Dan Kalian Twins, harus menaatinya. Zia juga boleh memperingati kakaknya untuk tidak berbuat curang di belakang papa" titah Dava.

"Siap papa" kata Zia sembari memberi tanda Hormat pada Dava.

"Nanti saat Sekolah, Aruni harus punya Bekal dari Rumah, harus punya botol air minum yang sesuai takarannya."

Semua asisten Rumah tangga yang berada di sana mengangguk paham. Sepertinya setelah Hari ini akan ada banyak peraturan dan hal yang berubah di dalam rumah ini.

"Kalian juga akan punya supir  Twins, yang akan mengantar kalian setiap hari kemanapun."

Kening Zia dan Aruna mengernyit tidak mau paham.

"Kenapa harus ada supir Pah? Kan Zia dan kak Aruna Bisa gantian bawa Mobilnya. Kita juga kemana-mana selalu sama-sama kok" protes Zia diawal.

"Karena Twins tidak akan Mengendarai mobil yang sering mereka Pakai. Twins punya mobil baru yang lebih besar, Lebih nyaman dan tidak akan Banyak Guncangan di dalam mobil selama di perjalanan."

"Kita tidak perlu mobil dan Supir Baru pah, Aku Bisa Pakai mobil lama aku." Bantah Aruna.

"Tidak Aruna. Papa sudah memesankan Mobil Yang agak lebih tinggi dari Audy yang kalian Punya. Kalian hanya perlu menggunakannya saja" Dava Mengusap kepala Aruna. "Dan soal Supir, papa akan pertimbangkan. Tapi papa Harus tau dulu seberapa bagus skill kamu dalam mengendarai Mobil baru pilihan papa. Nanti sore kita Coba." Putus Dava Yang membuat Aruna Menghelah napas.

"Kenapa kak Aruna juga harus di batasi geraknya sedangkan yang sakit hanya aku?"
Pertanyaan ini muncul begitu saja dari mulut Aruni melihat kakaknya sedikit tidak terima dengan Peraturan baru papanya.

"Karena kalian Twins", jawab Nayla.

"Jangan karena kami Kembar, penderitaanku juga harus di rasakan kakakku. Jangan mah, Pah, kak Aruna harus menikmati Hidupnya." Katanya lirih.

Keputusan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang