Aruna dan Aruni berjalan menuju Parkiran bersama Zia dan teman-temannya yang Lain, mereka begitu bahagia telah melewati hari ini dengan Begitu Indah. Mereka memang sudah terbiasa pulang sore Seperti ini, tetapi Sore Kali ini amat begitu berkesan untuk mereka semua. Berjalan memisah, Maya dan Lila Menunggu jemputan masing-masing di dekat Pos Satpam, Alfi dan Daniel menuju Parkiran Motor sedangkan Eza mendampingi ketiga Cewek Cantik Ini berjalan untuk segera sampai di Mobilnya.
"Ke sekolah naik apa Za?" Tanya Zia, yang sejatinya baru datang saat Jam pelajaran ke empat.
"Aku bareng Alfi." Jawabnya
"Terus kenapa Ngikut kesini?" Tanya Zia lagi.
"Nganterin kalian" jawaban Eza membuat Zia dan Aruni tersenyum tipis sementara Aruna mendelik pada Eza.
"Maksudnya gimana deh Za?" Tanya Zia Lagi, benar-benar membuat Eza salah tingkah.
"Ya nganterin kalian aja sampai ke Parkiran." Jawabnya kembali. Jawaban yang cukup masuk akal menurutnya namun sangat ambigu bagi Zia dan Aruni. Jangan tanyakan Perasaan Aruna, Karena sampai saat ini ia Masih biasa aja.
"modus banget kamu. Bilang aja gak Bisa lepas dari Aruna. Ayo bilang sekarang," paksa Zia membuat Eza sedikit salah tingkah.
Eza menggaruk belakang kepalanya tidak tahu jawaban apa yang akan ia berikan pada Ketiga Cewek ini. Beruntung Alfi segera datang dengan Motornya dan memanggil Eza untuk segera Pulang.
"Mm, Aruna, aku balik dulu yah. Kamu hati-hati di jalan" katanya lalu segera berlari Menuju Motor Alfi.
Sontak Perlakuan Dan sikap Eza ini membuat Zia dan Aruni bercie cie meledek Aruna yang langsung di buat salah tingkah karenanya. Mereka berdua menggoda Aruna sampai ke dalam Mobil yang tumben sore Ini Zia menawari dirinya untuk Menyetirkan Mobil si Kembar.
"Suka tuh Dia" kata Zia, sesekali melirik jok belakang dimana Aruna duduk.
Aruni mengangguk membenarkan.
"Gimana gak suka, Orang setiap hari ngirim kode. Kakak ku aja yang kurang peka."
Zia menoleh pada Aruni meminta penjelasan Lebih atas ucapannya.
"Apaan deh Aruni, ish" gerutu Aruna.
"Ni yah Zi, gimana gak suka Tuh Si Eza, orang setiap menit nge-chat kakak Lima Menitku, mana langsung Bisa bedain lagi mana Aruna mana Aruni di kelas tadi, padahal baru ketemu loh. Tuh, pikir deh"
Zia tertawa keras membuat Aruna harus menarik sedikit rambutnya agar meredakan tawa membahananya.
"Gila, itu sih dia beneran suka Na," katanya
"Yah itu urusan dia. Hati tuh gak bisa di arahin Zi, kalau dia suka yah terserah dia" Aruna mengangkat bahunya acuh.
Zia memandang Aruni mendengar jawaban Aruna lalu tertawa Keras lagi.
"Sebentar lagi tuh pasti di tembak. Yakin gue" ujar Zia
"Alah, kamu tuh yah, udah banyak ngomong, ngomong juga sembarangan, Gak ada sopan-sopannya sama aku, kamu tahu kan Kalau aku itu lebih tua 6 bulan dibanding kamu. Panggil kakak aja enggak, heran, kenapa bisa kita satu kelas." Gerutu Aruna Sambil terus memandang layar Ponselnya. Karena sejak tadi memang ia sedang berbalas chat dengan Eza.
Eza menanyakan Keberadaan Aruna, sudah sampai di rumah atau Belum, Dia juga Bilang kalau mereka harus berhenti dan mencari bengkel karena ban Motor sport Alfi mendadak kempes.
"Ya mana ku tahu, tanya sama Mama dan Papa dong." Jawab Zia acuh. Ia semakin memacu laju mobil kembar tatkala Jalanan yang tumben sedang lengang di sore hari seperti ini. Sementara Zia dan Aruna beradu argumen, Aruni yang duduk di samping Kemudi Justru merasakan sesak dan sakit pada Perutnya. Ia semakin susah mengambil napas, Entah karena apa tetapi sakitnya semakin kesini semakin terasa dan membuat ia harus mencengkram rok abu-abu yang ia pakai.
![](https://img.wattpad.com/cover/212102972-288-k619014.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Takdir
Teen FictionBerbekal Nama Belakang kakeknya, Mereka berdua di kenal Banyak Orang. Pengaruh papanya di Negara ini juga sangat penting untuk membuat mereka tenar, baik di dunia nyata maupun di dunia Maya. Kembar Identik, yang jika di perhatikan sekilas nampak tid...