Hari Pertama UN
Eza: Selamat Malam Aruna-ku
Aruna: selamat Malam Za 😊
Eza: aku tebak, kamu pasti lagi belajar dan aku menganggu. Iya kan? 🤭
Aruna: sok tahu!
Eza: lalu apa dong?
Aruna: aku lagi mikirin kamu 🤭
Eza: 😱 aku tersanjung.
Aruna: kamu sudah makan?
Eza: sudah dong. Kenapa?
Aruna: aku khawatir sama kamu. Kan cuma bertiga di rumah. Mama dan papa mu kan balik ke ausy.
Eza: Aruna, jangan khawatirin aku. Aku baik-baik saja. Makan ku terjamin, Bi Surti tidak akan mungkin menelantarkan aku 😂
Aruna: tapi kan kamu jauh dari orang tua. Dan itu karena kamu memilih aku 😢
Eza: everything Will be fine, Aruna. Aku percaya pada pilihanku. Dan aku yakin pada keputusanku.
Aruna: terima kasih sudah memilihku Za.
Eza: aku sayang kamu Aruna.😘
Aruna: I know.
Eza: sudah. Jangan mikir macam-macam.
Aruna: ya sudah, lanjut belajar lagi yah.
Eza: semangat untuk hari pertama UN besok sayang.
Aruna: kamu juga. Aku sayang kamu.
Eza: 🥰😍
**********************
Senin ini, Sulthan benar-benar menepati janjinya untuk mengantar Twins dan Zia ke sekolah. Ketiga gadis ini hanya diam saja sedari tadi, Aruni yang duduk di depan juga tidak banyak komentar setelah mereka berada di dalam mobil. Mereka lagi tegang, sedikit khawatir dengan apa yang akan mereka laksanakan beberapa jam ke depan. Ini untuk yang pertama kalinya, ujian kelulusan Sekolah menengah atas.
"Jangan tegang begitu. Jangan terlalu dipikirin, kalau kalian belajar, pasti kalian dengan gampangnya bisa menjawab semua soal." Ujar Sulthan memecah keheningan.
Tidak ada respon. Mereka bertiga sama-sama fokus pada Buku catatan mereka.
"Jangan lupa baca doa dulu sebelum mengerjakan soal, jangan buru-buru jawabnya. Jawab yang kalian bisa dulu, utamakan yang gampang, dan jangan menggampangkan sesuatu. Fokus saja dengan lembar jawaban kalian"
Tetap tidak ada respon. Dan Sulthan hanya bisa tersenyum melihatnya. Hingga mereka telah sampai di depan SMA Nusantara, Ketiganya turun dari mobil, tak lupa mengucapkan terima kasih dan meminta dijemput jam 12 siang ini.
Maya, Lila, Alfi dan Eza susah menunggu di koridor utama, sedangkan Daniel jalan duluan ke lantai kelas mereka, memeriksa pembagian ruangan.
"Tegang amat sih muka kalian." Cibir Alfi pada semua cewek-cewek.
"Gimana gak tegang. Ini UN Al, penentu kelulusan kita." Balas Maya sedikit sewot
"Iya aku tahu, tapi kalo dihadapi dengan ketegangan bisa-bisa kamu gak bisa jawab. Santai aja dong." Ujarnya.
Maya melongos tak terima lalu mempercepat langkahnya, menemui Daniel yang sedang duduk di depan kelas mereka.
"Kita semua gak ada yang se-ruangan Guys." Lapornya sedikit lesu. Padahal jikapun se-ruangan belum tentu soal ujian mereka sama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Takdir
Teen FictionBerbekal Nama Belakang kakeknya, Mereka berdua di kenal Banyak Orang. Pengaruh papanya di Negara ini juga sangat penting untuk membuat mereka tenar, baik di dunia nyata maupun di dunia Maya. Kembar Identik, yang jika di perhatikan sekilas nampak tid...