Kisah Tentang Bunda (2)

25 2 0
                                    

Untuk pertama kalinya Zia meneteskan air matanya di depan mereka semua. Sore ini adalah saksi bahwa Ziana Laluna hanya gadis biasa yang juga bisa menangis. Tidak selalu strong seperti yang selalu ia perlihatkan.

Bukan Karena Zia cengeng, ia hanya meratapi kebodohannya selama ini yang selalu menganggap semuanya baik-baik saja. Padahal mama dan Papanya memiliki beban berat dipundak mereka. Bagaimana Bisa selama ini Zia terlihat santai padahal kenyataannya, keluarganya memiliki Mata Rantai Kisah yang sangat Rumit. Bagaimana Bisa Zia selalu terlihat baik-baik saja sementara mamanya Menyimpan Luka di sudut terdalam hatinya.?

"Hey, Jangan menangis." Ujar Benua lalu menarik Zia ke dalam pelukannya.

"Kalau kamu siap mendengarkan mama, Maka mama akan bercerita. Abang Benar, kalau kalian sudah cukup dewasa untuk tahu semuanya." Meisya ikut duduk di bawah bersama mereka.

"Kalian harus tahu, ini bukan Aib tentang keluarga kita. Ini hanya pelengkap kebahagiaan Kita di dunia." Katanya lalu mengusap bahu Zia.

Anak-anaknya mendengarkan dengan seksama, setiap kata yang keluar dari mulut mamEy agar mereka paham, mengerti tentang semua ini.

"Dulu sekali, puluhan tahun yang lalu, saat mama masih kelas 2 SMA, Mama dan papa saling mencintai. Kami berpacaran layaknya remaja pada umumnya. Kami memadu kasih yang mama pikir tidak akan pernah bisa terpisahkan. Hingga suatu saat kakek Ali sedang kena Musibah, perusahannya di ambang Masalah saat itu. Model yang seharusnya melakukan pemotretan sore itu tidak kunjung datang karena mengalami kecelakaan sewaktu pulang dari Club malam, Lalu kakek mengusulkan pada papa Dava untuk menjadikan mama Nayla dan MaMey sebagai pengganti modelnya untuk sementara. Mama Nayla langsung setuju karena yang ia pikir, kita akan membantu masalah di perusahaan Kakek."

Meisya terlihat tersenyum Getir, ia menatap satu persatu anaknya yang dengan sabar menunggu cerita selanjutnya.

"Sore itu kami melakukan pemotretan yang sialnya tidak mendapat persetujuan dan dukungan dari Papa Dava dan Papa Alan. Mereka berdua kesal karena kami yang menggantikan model itu. Hingga pada puncak penjualan Majalah di hari pertama itu melebihi Dari target perusahaan, hal itu membuat mama Diangkat menjadi brand ambassador produk tersebut. Papa Alan Marah dan meminta mama Memilih antara Dirinya dan Menjadi model. Padahal, Model adalah Impian Mama, Sedangkan papa Alan adalah Hidup mama. Tapi mama justru lebih memilih mengejar impian mama menjadi model dan menerima Beasiswa dari perusahaan untuk kuliah modeling di Paris."

Ali yang tahu semua kisah ini hanya bisa menghelah napas mendengarkan kembali Meisya mendongeng untuk anak-anaknya.

"Lalu setelah Kami memilih berpisah dan Papa Kuliah di Singapore, mama dan Papa tidak pernah berhubungan lagi, kami los kontak. Hingga pada suatu hari Uncle Sam mengabari mama, dia merengek dan meminta mama untuk pulang ke Indo, untuk menepati Janjinya 'menjadi supir kami ke dufan'. Mama benar-benar pulang karena Tiket sudah di bookingkan atas nama mama. Awalnya Kami berencana ke Dufan tapi pada akhirnya kami hanya berdebat tidak jelas di mobil, membahas masa lalu dan berakhir di apartemen kakek. Mama dan papa Memilih menjadi sahabat tanpa papa Tahu, Kalau Rasa itu tidak pernah berkurang, malah semakin bertambah setiap hari. Lalu Tidak lama setelah itu, mama mendapat Kabar bahwa Mama Nayla dan Papa Dava akan Menikah. Mama pulang dan Berkenalan dengan Bunda Aletta yang saat itu sudah menjadi kekasih papa. Mama syok, mama kaget bukan main mendapati bahwa papa sudah bisa move on, sementara mama masih sangat mencintainya. Setelah pernikahan itu mama Kembali ke Paris, Melanjutkan sekolah mama sembari bekerja di perusahaan Papa Dava."

Zia menghelah napas, Aruni menyandarkan Badannya pada Bahu Benua sedangkan Aruna masih sibuk menatap MaMey yang sepertinya sangat sedih saat menceritakan kisah mereka. Terlalu rumit untuk mereka pahami, Tapi mereka perlu tahu peran Bunda dalam keluarga mereka. Yang sebenarnya sudah dari lama seharusnya mereka tahu.

Keputusan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang