Rangkain Pernikahan

18 1 1
                                    

Ketika senja perlahan terusir oleh keremangan malam. Kala itu ku panjatkan doa atas rasa syukurku kepada pencipta karena telah menciptakan kamu, dan menghadiahkan kamu untukku, sebagai pelengkap dalam mengarungi bahtera hidup. Terima kasih sudah memilihku menjadi imam, terima kasih sudah memilihku menuntunmu pada surga-Nya Allah dengan melaksanakan salah satu sunnah Rasul-Nya.

Menikah denganmu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidupku, Bersamamu adalah Impianku, Menua denganmu adalah Cita-cita ku dan membahagiakanmu adalah Tanggung jawabku.

Shafana-ku, sekali lagi terima kasih sudah memilihku menjadi Suamimu.

Riuh tepuk tangan menggema tatkala Benua selesai dengan ucapannya. Semua yang menyaksikan adegan ini bersorak gembira melihat Benua menjemput Shafana di depan Gedung resepsi dengan Di kelilingi orang berjejer untuk melihat bagaimana Benua akan membawa Istrinya  ke Pelaminan. Mereka terlihat begitu serasi menggunakan gaun dan tuxedo berwarna Biru langit, mereka adalah Raja dan Ratu hari ini.

Shafana berdiri diujung Red carpet menerima uluran tangan Benua, Menautkan tangannya di lengan lelaki yang sudah resmi menjadi suaminya secara agama dan Hukum. Di depan Shafana dan Benua sudah Beridiri beberapa orang sebagai pengiring pengantin, dan di belakang mereka ada Eza dan Aruna yang hari ini terlihat sangat anggun dan gagahnya dengan gaun dan Setelan jas yang senada dengan pakaian pengantinnya. Mereka berdua nampak bahagia menjadi pengiring pengantin kakak dan abangnya.

Benua dan Shafana telah melewati seluruh rangkaian acara sebelum pernikahan. Beruntung Aruni tidak harus tinggal lama di rumah sakit sehingga acara sakral ini bisa berjalan dengan lancar. Aruni juga ada di deretan pengiring pengantin. Ia duduk di kursi roda dan di dorong oleh Zia.

Shafana dan Benua sampai di pelaminan, mereka di dudukkan di kursi yang telah di sediakan sebelum  dilakukan sesi Salaman dan pemberian selamat.

Begitu banyak tamu undangan yang datang, sampai pengantin kewalahan dan kelelahan. Tapi semua rasa lelah mereka terbayarkan dengan kemewahan dan kehangatan yang tercipta di dalam ballroom ini. Hotel turun temurun dari keluarga Revand.

Dari sekian banyak kebahagiaan yang ada di ruangan ini, di sudut tempat ini, memiliki kehangatan yang berlipat ganda. Kakek tak hentinya tersenyum melihat semua kebahagiaan ini. Di sisa usianya seperti ini, Tuhan masih berbaik hati dengan memberinya banyak bahagia. Bersama kakek, Aruna dan Aruni juga turut merasa sangat bahagia. Shafana tidak pernah ada dalam list calon kakak ipar mereka, tapi Shafana mampu membuat mereka yakin Jika Abang Benua akan bahagia bersamanya. Zia dan Zayn yang nampak akur sekali malam ini juga tak kalah gembiranya, Mereka memang baru mengenal Shafana, tapi kasih sayang Shafana sudah terasa hingga ke dasar hati mereka. Bersama mereka semua juga ada Mama Meisya yang tidak diizinkan terlalu banyak bergerak. Mama Meisya juga tidak diizinkan menggunakan Gaun pas body dan Stiletto seperti yang biasa ia gunakan, Semuanya di atur sedemikian rupa oleh Bunda Aletta jauh sebelum rangkaian acara ini di mulai.

Di tengah ballroom, nampak kesibukan yang terjadi. Mama Nayla dan Bunda Aletta Sibuk menyambut tamu, sedangkan papa Alan dan Papa Dava lebih banyak mengajak Client-client mereka berbicara. Pembahasan masih sekitar bisnis dan perkembangannya.

"Kak Aruni, haus gak? Mau Zayn ambilin minum?"
Tiba-tiba anak laki-laki di dekat Zia bersuara, membuat semua orang yang ada disana menoleh padanya.

Zia dan Aruna menatap jahil adiknya, Sedangkan yang lain hanya tersenyum melihatnya.

"Bilang aja kamu yang mau minum perut gendut, pasti mau ambil kue juga kan? Ngaku aja kamu" cecar Zia.

Zayn tersenyum lebar padanya.

"Tuh kan, pake modus mau ambilin kak Aruni. Padahal dia yang lapar" Cibir Zia.

"Ya kan Zayn Lapar kak, udah ngantuk juga. Abis ini aku cari bi Wati, mau tidur aja" katanya.

Keputusan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang