"ini sudah lebih dari enam bulan sayang, masa masih belum Nemu PA yang cocok sih" keluh Shafana seraya menaruh gelas tea hangat di hadapan suaminya, lalu ikut duduk di dekatnya.
Benua menggeleng pelan, dari semua orang yang mengajukan diri menjadi Personal Asistennya, sama sekali tidak.ada yang cocok menurutnya. Tidak ada yang menyamai atau hampir menyamai Cara kerja Shafana. Bahkan Ihsan, Asisten Satunya pun sama sekali tidak cocok menurutnya.
"Kamu mau yang kayak gimana sih Bang? Padahal menurutku yang kemarin itu udah cocok loh. Dia laki-laki, mengerti Hukum, paham masalah bisnis, dan Bisa bela diri. Kurangnya dimana bang?" Jelas Shafana.
Untuk masalah Jenis kelamin, Shafana memang meminta langsung pada Benua untuk mengangkat seorang laki-laki sebagai PA nya, sebab tidak ada yang bisa menjamin kedekatan Laki-laki dan perempuan tanpa adanya rasa di dalamnya. Sama seperti yang ia rasakan selama ini pada Bosnya.
"Yang kemarin itu gak tahu cara bagi waktu sayang. Oke, dia paham bisnis, mengerti hukum, jago bela diri, tapi sama aja bohong kalo gak bisa mengatur jadwal ku." Timpal Benua.
"Lalu kamu maunya yang seperti apa?" Tanya Shafana semakin bingung dengan Benua.
"Sudah jelas lah tidak ada Calon PA yang Cocok untuk Bang Ben, orang dia sudah nyaman banget di urus sama Kakak, 3 tahun loh ini. Mana bisa Move on!"
Suara itu mengalihkan perhatian Benua dan Shafana, senyum keduanya terbit sangat lebar saat mengetahui siapa yang menimpali obrolan mereka. Benua sampai berdiri, merentangkan tangannya untuk mendapat pelukan hangat dari orang tersebut.
"Bro!" Pekik Benua seraya melepas pelukannya.
"Azan!"
"Kakak Shafana-ku"
Azan juga memeluk Shafana sekilas lalu melepasnya."Long Time no see man!" Ujar Benua masih sangat exaited.
Mereka memang sudah lama tidak bertemu. Terakhir saat pemakaman Oma Cinta, ibu kandungnya mama Nayla, 2 tahun yang lalu.
"Jujur sih gue sedikit rindu." Canda Azan lalu ikut duduk bersama mereka. Ketiganya sedang berada di taman depan Rumah, lokasi yang paling strategis untuk melihat lalu lalang mobil yang lewat di depan rumah, atau memperhatikan pergerakan tetangga sekitar, termasuk rumah Oma Salsa di depan rumah ini.
"Baru datang?" Tanya Shafana.
"Sudah dari semalam kak. Tapi sengaja gak ngabarin di group keluarga sih. Biar surprise aja" jawabnya lalu terkekeh. Menyambar cangkir teh Benua lalu meminumnya sampai tandas.
"Haus pak?" Ledek Benua.
"Dikit bang" jawabnya lantas terkekeh kecil. "Btw, selamat atas pernikahan kalian yah. Maaf waktu itu gak sempat hadir."
"Iya gak papa, yang jelas kadonya tetap ada" canda Benua
"Ada dong. Tunggu aja. Bentar lagi juga sampai" ujar Azan lalu tersenyum.
"Btw, mau cari mama? Papa? Twins? Atau Zia?" Goda Benua seraya menaik turunkan Alisnya.
"Semuanya aja deh. Gak ada yang spesifik soalnya. Dua tahun loh ini gak ketemu orang rumah"
"Mereka semua ada di dalam. Masuk gih" ujar Shafana, sementara Azan hanya mengangguk lalu berdiri hendak pergi.
"Zan" panggil Benua, ia juga ikut berdiri mendekati Azan.
"Lo tahu tentang perjodohan ini?" Tanya Benua. Azan tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Bukan apa-apa, Benua tahu bagaimana Azan dan kisah cintanya. Azan adalah sepupunya, sepupu kandungnya dari mama Nayla, sedangkan Zia adalah adiknya. Meski sebenarnya ikatan persaudaraan diantara mereka sudah terbilang jauh. "Sejak kapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Takdir
Roman pour AdolescentsBerbekal Nama Belakang kakeknya, Mereka berdua di kenal Banyak Orang. Pengaruh papanya di Negara ini juga sangat penting untuk membuat mereka tenar, baik di dunia nyata maupun di dunia Maya. Kembar Identik, yang jika di perhatikan sekilas nampak tid...