05 - 3: Inti dari Sebuah Permasalahan

281 17 1
                                    

“O!” Kim Hwan, satu-satunya orang yang mengenal Lee Saengmang di dunia ini, tercekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“O!” Kim Hwan, satu-satunya orang yang mengenal Lee Saengmang di dunia ini, tercekat. Seperti biasanya, dia sedang berada di Oktajeong, ditemani seorang wanita penghibur.

“Kau tahu?” katanya, pada Wanita Penghibur, “Kadang, rasa-rasanya semua orang sibuk kecuali dirimu sendiri. Seolah hanya aku yang tak punya urusan di dunia ini.”

“Tapi seisi dunia berkiblat pada Tuan,” kata Wanita Penghibur, dan dia berkikik-kikik dengan Kim Hwan.
Wanita penghibur lain datang membawakan hidangan.

“Seingatku, aku tak memesan naengmyeon,” pikir Kim Hwan, heran.

“Itu dari saya. Setiap hari Tuan datang kemari, bersenang-senang dengan saya. Jangan ditolak ya?” Wanita Penghibur bergenit-genit sementara naengmyeon dihidangkan di meja.

Wanita penghibur lain pergi.

“Kau jangan salah paham,” kata Kim Hwan, serius, “Aku ke sini sama sekali BUKAN untuk bersenang-senang. Aku ini sedang mencari keberadaan temanku Lee Saengmang yang menghilang.”

“Sesungguhnya mengapa Tuan begitu ingin menemukan teman Tuan yang hilang itu?” Wanita Penghibur sungguh heran.

“Entah mengapa, rasa-rasanya pasti ada SESUATU di balik menghilangnya temanku itu. Firasatku mengatakan, Lee Saengmang itu … adalah inti dari sebuah permasalahan.” Kim Hwan YAKIN sekali.

“Permasalahan apa?”

“Entah.”

“Eh?” Wanita Penghibur sungguh bingung.

Tapi, nyatanya, firasat Kim Hwan itu benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi, nyatanya, firasat Kim Hwan itu benar. ‘Lee Saengmang’ sedang diuji sekarang. Dia dipanggil menghadap ke Balai Tongmyeong, tapi baik Ibu Suri Agung maupun Kim Jwageun mendiamkannya cukup lama. Maka, Bonghwan bicara, “Peristiwa tadi—”

“Peristiwa tadi adalah salahku,” Ibu Suri Agung mendikte, dan menghentikan pijatan Tabib Park di bahunya, “karena aku telah memaksakan kehendak padamu. Begitu tidak inginkah kau menjadi ratu, hingga kau berniat mengakhiri hidupmu? Hingga kau bersiasat agar dilengserkan?”

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang