19 - 1: Prolog

64 6 0
                                    

Bonghwan terus lari dari Kim Byeongin, hingga cukup jauh, hingga dia tiba di tepi tebing dan kehabisan pijakan untuk berlari lagi. Jalannya buntu, dan Bonghwan terpojok, sedangkan Kim Byeongin benar-benar terlihat marah padanya dan siap untuk menghabisinya.  Kim Byeongin pun mencekik Bonghwan dan menyudutkannya, hingga kakinya hampir bergelantung di tepi tebing.
Bonghwan berusaha menghajar Kim Byeongin dengan anak panah di tangan kanannya, tapi itu tidak berguna. Itu hanya membuat kemarahan Kim Byeongin semakin memuncak padanya yang berakibat memperkuat cekikan di leher Bonghwan.

“Siapa kau sebenarnya? APA YANG TELAH KAU LAKUKAN PADA SOYONG?!” Kim Byeongin mengamuk, meminta Soyong dikembalikan padanya.

Tak ada yang bisa dikatakan, Bonghwan hanya meronta minta cekikannya dilepaskan, “Argh. Lepaskan ini!” dengan sedikit memukuli tangan Kim Byeongin.

 Lepaskan ini!” dengan sedikit memukuli tangan Kim Byeongin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jika kau tidak mau mati, jawab dulu pertanyaanku.”

“Aku gak ngapa-ngapain. Waktu terbangun, aku sudah ada di tubuh perempuan ini!” Bonghwan berusaha melepaskan diri.

“Lantas di mana Soyong yang asli?” Kim Byeongin geram.

“Aku gak tahu. Aku juga gak tahu dia masih hidup atau sudah mati! Argk, argk.” Bonghwan memukul-mukul lengan Kim Byeongin yang mencekiknya, tapi … Kim Byeongin malah semakin kuat mencekik.

“Kubunuh kau,” geram Kim Byeongin pada Bonghwan, tapi … wajah memerahnya akibat tercekik dan tatapan kesakitannya … sungguh mengingatkan Kim Byeongin pada Soyong yang dia kenal. Anak itu … Kim Byeongin tidak tega jika harus melihatnya menderita. Karenanya, “Urgh!” Kim Byeongin menghempaskan Bonghwan ke tanah, meski masih ada rasa kesal di hatinya.

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang