07 - 2: Masa Genting

266 17 1
                                    

PIIIIIK, BLAR, dan lain-lain, kamar rawat Bonghwan sibuk sekali; penuh oleh dokter dan para perawat yang memberikan kejut listrik, epinephrine, energi untuk kejut listriknya terus ditingkatkan, tapi Bonghwan masih entah berada di mana. Tubuh Kim Soyong di Dapur Istana di Joseon pun masih tak sadarkan diri.

Hong Yeon bergegas memanggil tabib. Kebetulan, Raja Cheoljong dan rombongannya melihat.

“Bukankah itu pelayan Ratu?” pikir Cheoljong, kalau tidak salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Bukankah itu pelayan Ratu?” pikir Cheoljong, kalau tidak salah.

“Dan di belakangnya,” Kasim Kepala mengamati, “Tabib Yoon,” yang adalah kepala tabib di istana ini.

Heran, mereka pun menghentikan Hong Yeon dan Tabib Yoon itu sebentar.

Hong Yeon terlihat sangat panik.

“Apa yang terjadi?” tanya Raja, tenang, dan Hong Yeon, karena ketakutan akan kondisi ratunya, hanya bisa mengucap, “Yang Mulia Ratu, hiks.”

Raja Cheoljong SEGERA belari menuju ratunya, diikuti oleh semua orang. Sedangkan di Bungalo Istana, Hwajin telah siap menyambut kedatangan Raja. Dia menunggu, tapi Cheoljong tak datang juga.

Alih-alih pergi ke Bungalo Istana seperti yang telah dijanjikan, Cheoljong malah berlari menuju Dapur Istana demi ratunya yang sedang tak sadarkan diri. Larinya cepat sekali, sampai Kasim Kepala dan yang lainnya tertinggal cukup jauh.

Ketika itu, Dayang Choi pun telah kembali dari perjalanan menenangkan dirinya dan tiba di Dapur Istana, bergerak dari pintu menuju bagian tengahnya, dengan bicara, “Yang Mulia, bagaimanapun, omelan saya adalah demi kebaikan Anda. Jadi—”

Manbok sedang menangis di samping Ratu.

“Yang Mulia!” Dayang Choi melengking amat panik. Dia pun menyerbu ratunya itu, memberondong dengan pertanyaan ‘apa yang terjadi?’ dan ‘bagaimana bisa begini?’ sambil berusaha membangunkannya.

“Tabib sedang menuju kemari,” kata Manbok, takut-takut.

“Oh? Yang Mulia! Yang Mulia, ini tidak boleh terjadi. ANDA TIDAK BOLEH PERGI SEPERTI INI,” Dayang Choi menangis-nangis, “Saya TIDAK AKAN mengomeli Anda lagi. Bangunlah. BANGUNLAH, YANG MULIA! HUAAAA!” Dayang Choi mendesak Manbok untuk melakukan apa saja. Dia menangis berteriak-teriak, sementara—

Bonghwan di Rumah Sakit Seoul juga dalam keadaan darurat. Dokter masih memberinya beberapa kejutan listrik. Seratus lima puluh Joule, dan—Bonghwan mulai bisa melihat samar-samar.

 Seratus lima puluh Joule, dan—Bonghwan mulai bisa melihat samar-samar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang