11 - 3: Berjalan Sesuai Rencana

166 12 1
                                    

Pangeran Yeongpyeong menunjukkan lukisan Oh Wol kepada Penjual Toko, dan jawabannya adalah … “Tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pangeran Yeongpyeong menunjukkan lukisan Oh Wol kepada Penjual Toko, dan jawabannya adalah … “Tidak. Bukan ini orangnya. Matanya itu agak …” dengan terus meminta bayaran, Penjual Toko menggambarkan rupa pelayan istana yang menjual norigae kepadanya pada pelukis yang juga telah dibayar oleh Pangeran Yeongpyeong.

Pelayan istana itu berwajah lonjong, pipinya tembam, dahinya lebar, dan matanya berbinar-binar. Lantas hidungnya mancung, tapi puncak hidungnya itu bulat, tidak tajam. Dan, jadilah lukisan wajah pelayan istana itu sepenuhnya.

Sementara, tentu ada alasannya, Kasim Kepala membawa Manbok memasuki Balai Huijeong. Manbok, yang sama sekali tak pernah membayangkan dirinya akan dekat-dekat dengan tempat tinggal Yang Mulia Raja tersebut, berjalan sambil nunduk-nunduk dengan memeluk cukup banyak gulungan di dadanya. Saking gugup dan takjubnya akan tempat tinggal Raja ini, langkahnya sering terhenti di berbagai titik dan kakinya mengantuk berbagai benda. Kasim Kepala harus memelototinya berulang kali sampai dia benar-benar memasuki ruangan utama Balai Huijeong tempat Raja Cheoljong berada.

 Kasim Kepala harus memelototinya berulang kali sampai dia benar-benar memasuki ruangan utama Balai Huijeong tempat Raja Cheoljong berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raja sedang membaca ketika Kasim Kepala dan Manbok tiba. Manbok amat deg-degan ketika dirinya diperkenalkan kepada Yang Mulia Raja oleh Kasim Kepala, hingga dia tak begitu mendengarkan perkataan Raja yang begitu saja, tanpa pembukaan, membahas hidangan untuk perjamuan.

Manbok melongo bingung.

“Ah, aku terlalu bersemangat,” kata Raja, menyalahkan dirinya sendiri. Dia pun meluruskan, bahwa pada intinya dia meminta saran Manbok, sebagai Juru Masak Istana, mengenai arak untuk perjamuan.

Dengan gugup, Manbok berkata, “O-oh. Yang Mulia, sebetulnya … saya telah mempersiapkan banyak pilihan. Ini, diantaranya … EU-EU-EU-EUAAARGH!” Manbok tiba-tiba terpelanting karena salah injak anak tangga dan, jadinya, gulungan-gulungan yang dibawanya melambung menyerang Raja.

Kasim Kepala marah padanya, menegur agar lebih berhati-hati.

“S-S-SAYA PANTAS MATI, YANG MULIA!” Manbok bersujud ketakutan, sedangkan Raja … hanya mengambil salah satu gulungan Manbok, membaca dan menimangnya, serta duduk lesehan tepat di samping Manbok, membuat Manbok menjadi semakin gugup.

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang