07 - 6: Mengamuk dalam Kurungan

199 15 1
                                    

“Kau tidak tahu siapa aku?! Aku Kim Hwan, yang tidak lama lagi akan menjadi bagian dari Biro Peradilan Istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau tidak tahu siapa aku?! Aku Kim Hwan, yang tidak lama lagi akan menjadi bagian dari Biro Peradilan Istana. Tahu, kau?!” Kim Hwan mengamuk-amuk di dalam kurungan.

“Ckckckckck. Belum cukup menyalahgunakan kuasa yang dipunya sekarang, kau pun sudah coba menyalahgunakan kuasamu di masa yang akan datang?” cibir Penjaga, tak habis pikir.

“Siapa yang menyalahgunakan kuasa? Aku ini pejabat jujur! Kau tidak lihat wajahku ini, rupawannya bagaikan pertapa saleh?! Aku pun SANGAT MENENTANG—”

“Eit! Berisik! Auh, hari ini akan sangat panjang,” keluh Penjaga, sambil berlalu pergi.

“Hey, kau?! KALAU KAU BERSEDIA MENGELUARKANKU DARI SINI SEKARANG, AKAN KUBERI KAU 5 IKAT PERAK! HUH?!”

“Itu!” Pria Kumis Lentik menyela, “Lima ikat peraknya, biar untukku saja. Akan kuajarkan kau ilmu yang tiada tandingannya.”

Kedengarannya boleh juga itu, pikir Kim Hwan. Maka sebagai pelicin, dia berikan satu ikat dulu pada Pria Kumis Lentik saat ini juga, dan mendengarkan ilmu yang tiada tandingannya itu dengan membelalak-belalak.


 Maka sebagai pelicin, dia berikan satu ikat dulu pada Pria Kumis Lentik saat ini juga, dan mendengarkan ilmu yang tiada tandingannya itu dengan membelalak-belalak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Byeongin berpapasan dengan ayahnya ketika tiba di depan rumah. Rupanya Kim Jwageun hendak pergi menuju istana—dilihat dari tandu yang sudah siap dan jubah merah yang dikenakannya, sementara Kim Byeongin baru saja pulang.

“Aku sudah dengar, yang terjadi antara kau dan Raja semalam,” kata Kim Jwageun, setelah bertukar sapa. “Meski dia tidak cakap, jika kau menekannya seperti itu, bukan tidak mungkin dia akan melawan. Mengapa kau mengambil tindakan tanpa membahasnya terlebih dahulu denganku?”

“Itu …” Kim Byeongin menyadari sesuatu tentang Raja Cheoljong, tapi, “dikarena saya tidak ingin Yang Mulia Ibu Suri Agung gelisah berkelanjutan, saya mengambil tindakan tergesa-gesa.”

“Hati-hatilah,” nasihat Kim Jwageun, pendek. Dia akan pergi menuju istana.

Abeonim,” Kim Byeongin menyela, “tidakkah Anda ingin tahu kondisi Yang Mulia Ratu saat ini?” tanyanya, agak kecewa.

“Aku tahu dia sudah melewati masa genting—”

“Tetapi beliau belum sadarkan diri hingga sekarang.”

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang