20 - 8: Bahagia Selamanya

379 17 2
                                    

Cheoljong terkantuk-kantuk membaca terlalu banyak gulungan di Ruang Pustaka Balai Huijeong hingga dia salah membuka gulungan sehingga terbalik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cheoljong terkantuk-kantuk membaca terlalu banyak gulungan di Ruang Pustaka Balai Huijeong hingga dia salah membuka gulungan sehingga terbalik. Ketika diingatkan hal tersebut oleh Kasim Kepala pun, Cheoljong masih saja tampak merana.

“Yang Mulia, Anda lelah?” tanya Kasim Kepala, ramah.

“Wajah Ratu terus terbayang di kepalaku. Aku tidak bisa berkonsentrasi.” Cheoljong sungguh lelah, tapi Kasim Kepala malah tersipu.

“Ah, ini tidak bisa dibiarkan. Sebaiknya aku menemui Ratu sekarang juga.” Cheoljong memutuskan, dan bangkit dari singgasananya.

Sementara itu, Ratu Soyong pun tengah sibuk menyusun Adab dan Norma Istana Dalam bersama Dayang Choi dan Hong Yeon di Balai Daejo. Dia mendikte sebuah peraturan, “Selanjutnya. Pelayan istana yang berusia lebih dari 18 tahun diizinkan menikah.” Seketika, peraturan ini membuat Hong Yeon tercerah dan Dayang Choi terperangah. Mereka sangat senang mendengarnya.
Sambil tersenyum senang melihat reaksi kedua pelayannya itu, Soyong melanjutkan, “Selanjutnya. Tidak ada anak berusia di bawah 10 tahun yang diterima sebagai pelayan istana. Lalu …” Soyong tampak melambat dan termenung.

“Selanjutnya apa, Yang Mulia?” Dayang Choi agak mengintip, dan Hong Yeon juga merasa penasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Selanjutnya apa, Yang Mulia?” Dayang Choi agak mengintip, dan Hong Yeon juga merasa penasaran.
Soyong melamun.

“Yang Mulia?” Dayang Choi memanggilnya lagi.

“Oh. Maaf, Dayang Choi.” Soyong tertegun seketika.

“Sedari tadi, apa gerangan yang Anda pikirkan, Yang Mulia?” Dayang Choi menggodanya sambil tersipu, lantas Hong Yeon menimpali, “Baru tadi pagi Anda bertemu beliau, sudah merindu lagi?”

“Ah, bukan aku yang merindu, tapi jabang bayi.” Soyong mengelus-elus perutnya yang tampak sudah mulai besar.

“Jika demikian,” usul Dayang Choi, “demi kesehatan jabang bayi, kita sudahi dulu saja penyusunan Adab dan Norma Istana Dalam yang Baru untuk hari ini dan Anda temui Yang Mulia Raja.”

“Setuju,” sambut Soyong, dan segeralah dia bangkit dari tempatnya menuju Cheoljong di Balai Huijeong. Namun, Cheoljong yang juga merindukan Soyong tidak lama kemudian tiba di Balai Daejo ini, dan tentu saja dia tidak bisa menemukan Ratu yang dirindukannya itu.

“Oh, Yang Mulia. Saya dengar, Yang Mulia Ratu pergi ke Balai Huijeong untuk menemui Anda,” Kasim Kepala melapor dari mencari tahu.

“Oh, mengapa bisa kebetulan begini?” Cheoljong senang sekali mendengarnya. Dia pun bergegas, sementara Soyong, di Balai Huijeong juga menerima informasi bahwa Cheoljong tengah pergi ke Balai Daejo. Ah, karenanya Soyong pun bergegas secepat mungkin ke Balai Daejo untuk menemui rajanya itu.

Tidak lama, Cheoljong keluar dari Balai Daejo dan kembali ke Balai Huijeong, dan … tentu saja dia lagi-lagi tidak menemukan Ratu di sini. Oh, ini sungguh membingungkan dan membuat frustrasi. Karena terlalu saling merindukan, keduanya tidak kunjung dipertemukan.

“Ah, ini tidak bisa dibiarkan,” desah Ratu, di Balai Daejo, saat menemukan tidak ada Cheoljong di sini. Dia mesti mengatur strategi. Kalau begini terus … Soyong akhirnya memutuskan untuk menunggu di Danau Chundang, dan benar saja! Cheoljong juga datang tidak lama kemudian. Betapa senang Soyong berjumpa dengannya, pun dengan Cheoljong sendiri.

 Betapa senang Soyong berjumpa dengannya, pun dengan Cheoljong sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Oh, akhirnya kita dapat bertemu,” Cheoljong melepaskan kesahnya.

"Sungguh ikatan yang amat membuat bingung,” Soyong hampir kelelahan dibuatnya.

“Baru sebentar kita berpisah, tetapi mengapa rasanya telah lama sekali kita tidak berjumpa?” perkataan Cheoljong ini bahkan membuat para pelayan tersipu. Dia pun lantas memeluk istrinya dengan lembut.

Sementara Soyong terbenam dalam peluknya, Cheoljong mengawasi mata para pelayan agar mereka berhenti menonton kemesraan ini. Setelah mata-mata itu pergi, Cheoljong pun menikmati pelukannya.

“Omong-omong,” ucap Cheoljong dalam pelukan, “mengapa belakangan ini rasanya kau bersikap begitu sopan padaku? Siasat macam apa yang sedang kaususun? Kau ingin membuatku terkejut lagi, ya?”

Ratu hanya tertawa ringan mendengar ucapan suaminya, sementara Cheoljong sungguh tidak sabar menanti kejutan dari ratunya. Apa pun itu, selama Ratu yang menyiapkannya, Raja akan dengan senang hati menunjukkan keterkejutan. Akhir cerita, Raja dan Ratu ini hidup berbahagia.

---- SELESAI ----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---- SELESAI ----

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang