04 - 4: Kisah Cinta Para Pelayan

220 11 1
                                    

Kembali ke tujuan utamanya hari ini, Bonghwan pergi ke danau untuk memeriksa kemajuan pengisian air danau oleh para kasim dan pelayan, tapi, “Hah? Masih begini-begini aja danaunya?” Air danau bahkan tak memenuhi sepuluh persen pun dari luasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali ke tujuan utamanya hari ini, Bonghwan pergi ke danau untuk memeriksa kemajuan pengisian air danau oleh para kasim dan pelayan, tapi, “Hah? Masih begini-begini aja danaunya?” Air danau bahkan tak memenuhi sepuluh persen pun dari luasnya. Bonghwan sungguh merasa tak puas.

Kasim Kim meringis ketakutan.

“Benar, ini sudah dikerjakan semalaman?”

“Ya,” Kasim Kim menjawab, “Semalaman kami mengairi danau tanpa henti, dengan membuat regu kerja. Tapi, danaunya sangat besar, Yang Mulia.”

“Chist. Kalau begini sih, gak akan selesai satu-dua hari. Padahal waktu buangin airnya, semalam saja beres.” Bonghwan mengomel, kecewa.

“Itu karena, untuk membuang air, hanya harus membuat lubang. Jadi tidak sulit menyelesaikannya, Yang Mulia.” Kasim Kim sangat meminta pengertiannya.

Bonghwan tidak terima, “Ini sih, kayaknya, karena gak ada mandornya, kalian kerjanya malas-malasan. Chist,” dan Bonghwan memutuskan agar dirinya sendirilah yang menjadi mandor tersebut.
Perintah pertamanya adalah, “SEMANGAT! SEMANGAT! KERJA YANG SEMANGAT!”

Maka para pelayan dan kasim bersorak-sorak, “Satu, dua. Satu, dua,” sambil mengoper-oper ember dan seterusnya.

“JANGAN SAMPAI LENGAH. TETAP SEMANGAT!” teriak Bonghwan, lantas dirinya berduduk santai di sebuah kursi panjang yang telah dipesan dan dikipas-kipasi damai oleh Hong Yeon. Dia pun meminta Dayang Choi untuk dibuatkan minuman segar oleh Dapur Istana.

Dayang Choi pergi ke Dapur Istana.

Dayang Choi pergi ke Dapur Istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Oh. Ada apa kau kemari, Dayang Choi?” Manbok tampak senang akan kedatangannya.

“Yang Mulia Ratu ingin meminum minuman segar, katanya,” sampai Dayang Choi, taat.

“Minuman segar? Oh, begitu?” Manbok pun berpikir dengan sombong seraya memutuskan, “Jika begitu, akan kubuatkan semangkuk hwachae azalea yang manis.” Lantas, dia mulai membuatkan minuman itu. (Hwachae, minuman tradisional khas Korea yang terbuat dari sari buah-buahan. [id.m.wikipedia.org])

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang