20 - 6: Pencuri Kecil yang Tidak Tahu Malu

163 8 0
                                    

"Usai sudah semuanya,” Ibu Suri Agung berkeluh kesah di kediamannya di Balai Tongmyeong. Dia tak pernah menyangka, bahwa Cheoljong rupa-rupanya tidak bisa dianggap remeh.

“YANG MULIA!!” Dayang Cheon datang sambil berteriak. Dia sempat dimarahi karena perilakunya ini, tetapi itu tidak lebih penting daripada, “Yang Mulia, sesungguhnya saya mendengar kabar bahwa Yang Mulia Raja akan memindahkan Anda ke Istana Barat.

“APA?!” seketika Ibu Suri Agung melengking-lengking, “Beraninya dia. Dia ingin mengurungku di sana?! Pikirnya, aku ini apa?!” Ibu Suri Agung pun bangkit, Dayang Cheon segera bergerak untuk membukakan pintu, tapi … pintunya sulit dibuka.

“Kau sedang apa itu? LEKAS BUKA PINTUNYA!”

“Pintunya … tidak bisa dibuka, Yang Mulia. Urgh! Urgh!” Dayang Cheon telah mengerahkan semua tenaga, tapi rupa-rupanya pintu ini ditahan oleh sekitar empat pelayan di bagian luar, hingga sekalipun Ibu Suri Agung turut membantu membuka, pintu ini tetap tidak bisa dibuka.

“LEKAS BUKA PINTUNYA!” teriak Ibu Suri Agung, kesal. Lantas, “Yang Mulia Ratu tiba!” suara Dayang Choi menggema, mengumumkan kedatangan ratunya.

Ratu Soyong. Kini, dengan keanggunan yang selalu dimiliknya, dia melangkah. Diiringi Dayang Choi, Hong Yeon, dan setidaknya enam pelayan lain, Soyong memasuki Balai Tongmyeong dan memberikan perintah, “Buka,” maka pintu tadi terbuka bagaikan sihir dan Soyong melewatinya menghadap Ibu Suri Agung dengan penuh percaya diri. Tidak lupa, Soyong memberi hormat terlebih dahulu.

“Kudengar semalam kau mengalami masa genting, tapi kau tampak baik-baik saja,” lengking Ibu Suri Agung, sangat sinis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kudengar semalam kau mengalami masa genting, tapi kau tampak baik-baik saja,” lengking Ibu Suri Agung, sangat sinis.

“Semua berkat Anda, Yang Mulia,” jawab Soyong, sopan.

Ibu Suri Agung bergegas.

“Anda mau ke mana, Yang Mulia?” Soyong tetap di tempat.

“Haruskah aku memberitahumu setiap apa yang ingin aku lakukan?” Ibu Suri Agung benar-benar sinis terhadap kemenakannya sendiri ini.

“Yang Mulia Raja telah memutuskan bahwa Anda akan dipindahkan ke Istana Barat. Sampai saat itu tiba, Anda mesti tetap tinggal di Balai Tongmyeong ini dan tidak diperbolehkan meninggalkan tempat.”

“Huh. Berani sekali kau ingin mengurungku di sini. Jangan harap!” Ibu Suri Agung tetap melangkah melewati Soyong, tetapi Dayang Choi dan para pelayan menghadangnya pergi.

“Minggir!” perintah Ibu Suri Agung, pada mereka.

“Tidak bisa, Yang Mulia,” Soyong menegaskan.

“LEKAS MENYINGKIR! Urgh!” Ibu Suri Agung hendak menerobos paksa barisan dayang dan pelayan itu, tentu bersama Dayang Cheon juga, tapi mereka terlalu sulit untuk dikalahkan oleh hanya dua orang saja.

“Yang Mulia Ibu Suri Agung?” Soyong menegur. Katanya, “Jika pun Anda harus mati, maka matilah di dalam istana ini.”

“Huh. Dayang Cheon, mengapa kau diam saja?!” Ibu Suri Agung tidak mau menerima perkataan Ratu Soyong. Dia memaksa dayangnya terus bergerak, yang akhirnya Dayang Cheon tersungkur oleh perlawanan Dayang Choi.

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang