Di Oktajeong, demi memperbaiki hasil dari Temu Pagi hari ini yang belum terselesaikan, Kim Byeongin mengadakan pertemuan lainnya dengan Kim Byunghak dan Jo Manhong. Dia membuka ‘acara’ dengan cukup baik, “Dikarena Temu Pagi hari ini yang belum menemui hasil, saya mengumpulkan Anda berdua di sini.”
Tiba-tiba Kim Byunghak mengamuk, “Beraninya kalian mengajukan Pelengseran Ratu. Ini artinya sama saja dengan kalian menantang seluruh Keluarga Ansong Kim!”
“Kami hanya ingin melengserkan Ratu yang punya kebiasaan membunuh diri. Itu perilaku yang sungguh tidak terpuji!” Jo Manhong melawan, tentu saja.
“Oh-huh! Jangan asal bicara! Beraninya kau menyebut Ratu seperti itu!”
“Siapa yang asal bicara? Aku tidak kemari untuk menerima penghinaan seperti ini. Huh!” dan Jo Manhong bangkit meninggalkan tempatnya, hendak pergi. Tapi, SYUNG, Kim Byeongin melemparkan salah satu sumpit hingga menusuk lengan jubah Jo Manhong ke pintu. Ini sungguh mengejutkan.
“A-apa yang kau lakukan? Kau mengancamku, hah?” teriak Jo Manhong, ketakutan. Lantas dia mencoba mencabut tusukan sumpit itu, tapi agak susah.
Maka, Kim Byeongin berdiri berkata, “Saya hanya ingin agar Anda tetap duduk mendengarkan pembicaraan hingga selesai,” kemudian menghampiri Jo Manhong dan mencabutkan sumpit itu dengan mudah.
Kim Byunghak juga tampak agak ketakutan. Dia jadi lebih mewaspadai ponakannya itu.
“Seperti yang telah saya katakan, tidak akan ada perdebatan dalam pertemuan ini. Karenanya, bisakah Anda mendengarkan saya barang sebentar?” ‘tanya’ Kim Byeongin pada Jo Manhong, perintah tersirat, yang juga berlaku untuk Kim Byunghak.
“Mari duduk?” dan Jo Manhong beserta Kim Byeongin kembali duduk di tempatnya semula, dan mereka langsung memasuki pembahasan utama.
Kim Byeongin berkata, “Saya tidak yakin Anda masih ingat atau tidak tentang ini, Penasihat Jo. Ini adalah surat yang ditulis oleh Yang Mulia Ibu Suri kepada Yang Termulia Selir Agung.” Dia menunjukkan surat tersebut, yang sesungguhnya surat itu adalah bohong, rancangan entah Kim Jwageun atau Ibu Suri Agung. Dalam surat itu, tertulis tempat, hari dan waktu yang bertepatan dengan terjadinya peristiwa jatuhnya Ratu ke danau.
“Eherm. Surat itu hanya rekaan!” sanggah Jo Manhong, menolak mengakui.
“Lantas bisakah Anda membuktikan kalau surat ini hanya rekaan?” Kim Byeongin berlogika, dan itu bagus sekali menurut Kim Byunghak, sehingga Jo Manhong agak tersudut.
“Saya ingin, surat ini dan permohonan pelengseran Ratu pada Temu Pagi hari ini supaya ditukar. Dengan begitu, kedua pihak tidak perlu dihadapkan pada permasalahan yang sama lagi di kemudian hari. Itu adalah tawaran yang saya ajukan. Bagaimana?”
Kim Byunghak dan Jo Manhong sama-sama berpikir. Kemudian Kim Byeongin mengangkat cangkirnya sebagai ajakan persetujuan, Kim Byunghak menyambutnya terlebih dahulu, dan sebentar kemudian, Jo Manhong pun bergabung dengan mereka. Ketiganya bersulang dalam sepakat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. QUEEN
FanfictionNovelisasi dari drama Korea yang berjudul 찰인왕후 yang merupakan adaptasi pula dari web drama Cina yang berjudul 'Go Princess Go'. Drama ini mengisahkan tentang Jang Bonghwan, seorang chef pria berbakat yang bekerja di Blue House, tiba-tiba mengalami...