01 - 3 : Ratu Terpilih

825 61 2
                                    

Panik, gundah, pusing, tapi Bonghwan membiarkan Tabib Yoon memeriksa denyut nadinya, disaksikan oleh Hong Yeon, di kamar tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Panik, gundah, pusing, tapi Bonghwan membiarkan Tabib Yoon memeriksa denyut nadinya, disaksikan oleh Hong Yeon, di kamar tidurnya. Dia duduk di atas meja tulis pendek dengan tumit kaki kiri menumpang di lutut kaki kanannya dan bergetar-getar, sementara Tabib Yoon sangat berkonsentrasi menelisik denyut nadinya.

Merasa ada yang tidak beres, Tabib Yoon mengajukan pertanyaan, “Tahun lahir Anda—”

“Tanggal 31 Mei 1988, Gemini,” cerocos Bonghwan, mengherankan Hong Yeon yang tahu betul kalau hari lahir majikannya ini bukan itu, dan mengejutkan Tabib Yoon.

Tabib Yoon bertanya lagi, “Kediaman Anda—”

“Di Seoul, Jongno-gu, Sambong-ro 31, Kawasan Seojeong, apartemen, unit 1302.”

“Nama orangtua—”

Hong Yeon mencoba memberi bocoran jawaban, tapi Bonghwan keburu bercerocos lagi kalau orangtuanya adalah, “Ayahku Jang Gilyeong, ibuku Lee Sujin. Masing-masing mengajar Aksara Cina dan Sejarah Korea, dua-duanya guru yang baik tapi aku, putra tunggalnya, berkelakuan aneh, gila, dan berengsek. Kenapa? Kau mau tahu kebusukanku juga? Huh,” Bonghwan bersedekap kesal, sementara Hong Yeon amat bersedih mendengar penuturannya tadi dan Tabib Yoon benar-benar terkejut.

Tabib Yoon pun meninggalkan kamar tanpa pengharapan, dan menyampaikan kemalangannya itu pada Dayang Choi yang segera merasa miris setelah Tabib Yoon hanya geleng kepala.

Di dalam kamar, Bonghwan merasa sakit kepala dan, “Coba deh kau gelitiki aku,” katanya, pada Hong Yeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam kamar, Bonghwan merasa sakit kepala dan, “Coba deh kau gelitiki aku,” katanya, pada Hong Yeon.

Bercengir bingung disertai sedih, Hong Yeon pun melakukan permintaan majikannya itu dan Bonghwan bercekikik geli. Artinya, Yah, gak mungkin kalau ini cuma mimpi. Semuanya terlalu real. Berarti, satu-satunya penjelasan adalah ‘jiwaku terdampar ke masa lalu dan masuk ke tubuh perempuan ini’. Ah, aku harus bangun. Tinggal keluar lagi saja.

Bonghwan pun bertanya pada Hong Yeon, “Situ,” panggilnya, membuat Hong Yeon mengernyit, “coba deh kau ceritakan apa yang terjadi sama perempuan ini.”

“’P-perempuan ini’?” Hong Yeon miris.

“Ah. Aku. Maksudku, aku. Apa yang terjadi padaku?” Bonghwan perlu tahu itu.

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang