15 - 3: Operasi Balas Dendam

163 17 0
                                    

Operasi balas dendam, dimulai. Bedak ditebalkan, bibir dimerahkan, alis ditajamkan, bulu mata lentik, pipi memerah, dan rambut dihias oleh banyak aksesori yang melambangkan kekuasaan. Aksi Bonghwan ini tidak lain bagaikan ….

Tato suku Maori, bulu burung merak, dan Iblis berbusana Prada. Kekuatan itu indah, dan hari ini aku mengenakan baju zirah terINDAH di dunia. Dengan segala riasannya tadi, Bonghwan mengenakan ‘busana’ Ratu berwarna hitam berlapis emas, yang tentu INDAH sekali.

 Dengan segala riasannya tadi, Bonghwan mengenakan ‘busana’ Ratu berwarna hitam berlapis emas, yang tentu INDAH sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Bagaimana, Yang Mulia?” tanya Hong Yeon, akan kepuasan Bonghwan mengenai penampilannya, dan Bonghwan ….

“Bagus,” desis Bonghwan, “Balas dendam itu harus mewah, baru ‘enak’,” katanya, dan Ronde Pertama untuk operasi balas dendamnya ini adalah … melawan Ibu Suri Agung.

Bonghwan menghadapnya di Balai Tongmyeong. Lantas, dia meminta Dayang Cheon untuk menunjukkan, kepada Ibu Suri Agung, hidangan yang dibawanya kali ini; dan dari kenampakannya hidangan ini hanyalah kentang dengan berkotor tanah di sekeliling dan sedikit bagian atasnya. Tentu Ibu Suri Agung tersinggung karenanya.

“Apa maksudnya ini, Ratu?” tuntutnya, minta penjelasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apa maksudnya ini, Ratu?” tuntutnya, minta penjelasan.

“Itu tidak seperti yang Anda lihat, Yang Mulia,” jawab Bonghwan, lantas, atas kerlingan Ratu, Dayang Cheon membelah ‘kentang’ tadi menjadi dua bagian, dan terlihatlah bahwa hidangan tersebut sebetulnya adalah nasi.

“Hmh,” desis Ibu Suri Agung, sombong, “Untuk mengetahui isi yang sebetulnya, rupanya harus dibelah terlebih dahulu. Kukira ini hanya kentang. Kau sungguh pintar membodohiku, Ratu.” Ibu Suri Agung menyindir terselubung.

“Tanpa alasan, tidak sepatutnya Anda menilai lantas membuang perihal yang boleh jadi baik, Yang Mulia.” Bonghwan juga menyindir, “Terlebih dahulu, Anda harus membedah isinya sebelum memutuskan akan membuang atau memakan perihal tersebut kemudian. Karena jika Anda telanjur memutuskan sebelum membedah, segalanya tidak akan bisa dikembalikan seperti semula lagi, Yang Mulia.”

“Minuman akan dihidangkan, Yang Mulia,” umum Dayang Choi, lantas masuk bersama Hong Yeon yang membawakan minuman tersebut. Dia menyerahkannya pada Dayang Cheon untuk dihidangkan.

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang