17 - 5: Melenceng Sedikit

132 6 0
                                    

Di lokasi bekas Markas Rahasia Pasukan Bayangan di puncak gunung, Pangeran Yeongpyeong tampak sedang duduk menghadap perapian sendirian. Lantas, datanglah seorang pria bertudung kayu. Rupanya pria itu memang tengah ditunggu oleh Pangeran Yeongpyeong.

“Lama tak jumpa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Lama tak jumpa. Tentu banyak yang mesti kaulalui di luar sana,” dan Pangeran Yeongpyeong merasa bersalah untuk perihal ini.

“Tidak, Tuan,” jawab Pria Topi Kayu, rendah hati.

“Nah, terima ini,” Pangeran Yeongpyeong memberikan sebuah bungkusan pada Pria Topi Kayu, yang isinya adalah buku taktik yang disusun oleh Cheoljong, Hong Byeolgam, Pangeran Yeongpyeong, serta dibantu pula oleh Bonghwan.

“Meski akan sulit mengubah para petani menjadi tentara dalam sekejap, niscaya, buku-buku itu akan membantu,” harap Pangeran Yeongpyeong, bermohon.

“Ya,” Pria Topi Kayu mengerti.

“Berhati-hatilah,” pesan Pangeran Yeongpyeong, selalu. Lantas, Pria Topi Kayu bersegera pergi. Pangeran Yeongpyeong harap, strateginya memanfaatkan kaum tani ini tidak akan menjadi senjata makan tuan.

Selepas itu, Pangeran Yeongpyeong melaporkan pada Raja Cheoljong, bahwa buku-buku taktik yang tempo hari dibuat telah sampai kepada anak buahnya, dan mengenai jumlah pengikut kaum tani yang kian hari kian meningkat dengan pesat.

Selepas itu, Pangeran Yeongpyeong melaporkan pada Raja Cheoljong, bahwa buku-buku taktik yang tempo hari dibuat telah sampai kepada anak buahnya, dan mengenai jumlah pengikut kaum tani yang kian hari kian meningkat dengan pesat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begini tanggapan Raja, “Hm, tak kusangka jumlah mereka akan meningkat begini cepat. Itu artinya, ada sangat banyak rakyat yang tertindas selama ini.”

“Belakangan, pencari tanaman obat hingga orang-orang dari kelas bangsawan pun ada yang ikut bergabung,” tambah Pangeran Yeongpyeong.

“Boleh jadi, seperti yang dikatakan Ratu, penghapusan kelas sosial adalah satu-satunya jawaban,” pikir Raja, setelah mendengar laporan itu.

“Tetapi, kita tidak boleh bertindak gegabah. Pemikiran paling terbuka sekalipun tetap mesti ada batasannya.”

Raja Cheoljong setuju, “Ya,” katanya, “tidak untuk sekarang, tapi itu bukan yang hal mustahil di masa depan. Entah mengapa, rasa-rasanya, kelak, anakku akan mewujudkan semua yang tak bisa kucapai saat ini.” Cheoljong memiliki pengharapan besar terhadap putranya nanti. Bukan tanpa alasan. Dia berpikir seperti itu, tidak lain, tentu saja, karena melihat ratunya yang sungguh tidak biasa. Oleh karena itu, Raja pun berkunjung ke Balai Daejo.

MR. QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang