Pulang sekolah, Fatim menggoes sepeda bersama Erika di sampingnya. Erika juga menggunakan sepeda yang lebih bagus darinya.
"Udah apa, jangan cemberut mulu," goda Erika untuk mengembalikan mood Fatim.
"Lo hebat, bisa ikut pertandingan, sedangkan gue ... udahlah," rengek Fatim.
"Makanya, belajar yang bener," kata Erika yang pandai volly.
Fatim sampai di rumahnya, saat adzan maghrib. Ia langsung mandi, lalu shalat.
Usai sholat, Fatim duduk di depan TV dan menonton acara kesukaannya, yakni sineron, eh sinetron.
"Gak ngaji?" tanya enyak, yang melihat anaknya ngajoprak di depan TV.
"Males, Nyak," sahutnya yang terfokus pada TV.
"Mau gue empos?" tawar enyak , membuat Fatim takut.
Dengan segera Fatim mematikan TV dan masuk ke kamar, mengambil alquran, lalu mengaji.
Baru saja beberapa halaman, rasa kantuk menerjang. Ia pun menutup quran, lalu tidur di kasur.
Saat adzan isya berkumandang, Fatim tengah nyenyak dalam tidurnya, hingga tidak mendengar seruan adzan.
Pukul 10 malam, ia terbangun karena ingat belum shalat isya. Ia bergegas ke kamar mandi, wudhu, lalu melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim.
Usai shalat, ia mengerjakan PR yang setiap guru memberikan PR pada muridnya.
"Aaaaaah, setres gue! Banyak bat PR," rengek Fatim, namun ia tetap mengerjakannya.
Namun PR biologi, ia sengaja tidak mengerjakannya, ia tidak perduli pada pelajaran itu. Bukan hanya biologi saja, dalam beberapa pelajaran lain juga, ia pun tak perduli. Mungkin hampir semua pelajaran.
Paginya Fatim berangkat sekolah berjalan kaki, karena tiba-tiba saja ban sepedanya bocor.
"Sial banget hari ini gue," gerutu Fatim, yang sedang berjalan.
Di jalan, ia bertemu dengan siswa kelas 12. Siswa itu menghentikan motornya di depan Fatim.
"Mau bareng gak?" tawarnya.
"Bo-boleh." Fatim langsung naik ke motornya.
Sampai di sekolah, ia turun dan tak lupa berterima kasih kepadanya.
Masuklah Fatim ke kelas. Di kelas sudah banyak murid yang duduk di kursi masing-masing.
Fatim yang duduk di belakang, dengan malas menduduki kursinya.
"Ngapa lo?" tanya teman sekelasnya.
"Ban ninja gue bocor," balas Fatim, seraya cemberut.
"Ninja pala lo bejad," ejek Alisa.
"Bagi gue, sepeda gue itu ninja."
"Ninja hatori, maksud lo?"
"Kameha-meha," timpal Fatim cepat.
"Gak ada kaitannya bego, sama kameha-meha."
"Itu kan Sunggokong?"
"Makin goblok aja lo," cetus Fatim pada Dila yang ikut nimbrung.
"Lagi lo gak jelas. Segala kameha-meha dibawa-bawa."
"Hahahah." Mereka tertawa.
Ring ring ring.
Pelajaran matematika mengisi pagi ini.
Guru matematika mulai menyebutkan nama siswa/i satu persatu, untuk maju ke depan, guna mengambil bukunya.