9. 3 Ketukan.

11 11 6
                                    

Pelajaran seni budaya dimulai. Dengan guru yang gendut dan pendek bernama Riri. Dia gemuyu, lembut dan kadang killer juga.

Tak segan dia sering menyuruh murid membuat kesenian lukis saat itu juga.

Benar sekali, usai menjelaskan Bu Riri meminta murid menggambar dan harus selesai sebelum jamnya usai.

"Ah, males gue," gerutu Fatim yang duduk di kursi paling belakang.

Fatim menatap bingung ke buku gambar yang besar itu. Masih kosong dan bersih. Belum ada guratan pensil sekecil apapun.

Murid lain sudah terlihat gambarnya sedangkan Fatim masih fokus memandangi kertas lebar nan kosong itu.

"Fatim," panggil Bu Riri yang sudah ada di sampingnya.

Fatim mendongak menatap wajah Bu Riri yang mulai menyeramkan.

"Kenapa kamu belum mulai juga? Yang kain sudah hampir selesai," tanya Bu Riri sembari membanggakan murid lain.

"Bingung, Bu mau gambar apa?" jawab Fatim seadanya.

"Kamu ini."

Tuk

Bu Riri menggetok kepala Fatim dengan spidol.

"Agh, sakit atuh Bu."

"Makanya kerjain sekarang. Kalo tidak kamu saya hukum." Bu Riri berjalan menuju mejanya.

"Ah elah, gue lagi mumet gini, kena semprot mulu," gerutu Fatim.

Secara otomatis Fatim membuat garis bergelombang seperti air, lalu membuat gambar oval panjang dan ia memberi garis-garis halus seperti bulu.

Ia sedikit memberi warna abu-abu dari bentuk oval yang menyerupai ekor kucing. Usai mewarnai dengan pensil 2B-nya, Fatim memberi warna di bagian garing yang bergelombang itu dan di sekitarnya.

Gambar Fatim hanya ada 4 warna, biru sebagai air, abu-abu sebagai ekor kucing, putih sebagai awan, dan hitam untuk memperjelas lukisannya.

Usai menggambar semua murid mengumpulkan hasilnya ke depan satu persatu.

"Hahah, Fatim gambar apaan lu?" tanya Alam yang melihat gambar Fatim.

"Kucing tenggelem," sahut Fatim datar.

Fatim menyimpan kertas gambarnya di meja guru.

"Bhahahah." Bu Riri tertawa lepas.

"Gambar kamu kaya anak SD. Malahan bagusan gambar anak SD," ejeknya.

"Bagen ngape, Bu," ucap Fatim pasrah.

*Bagen tuh sebuah kata yang kudapat dari orang bogor. Artinya biarin. Ogey, lanjut*

"Hahah, ok-ok," sahut Bu Riri menghentikan tawanya. Bu Riri keluar dengan membawa tumpukan kertas hasil gambar murid kelas 11 IPS 1.

Usai Bu Riri keluar, datanglah Andri yang mengajar pelajaran prakarya.

Makin tambah pusing saja Fatim hari ini.

Pelajaran dimulai. Tak sedikitpun dia mengerti apa yang Pak Andri katakan. Namun saat Pak Andri bertanya, "kalian paham?". Mereka menjawab paham, termasuk Fatim.

Saat diberi tugas untuk menjelaskan, Fatim malah kebingungan menjelaskan arti kata dari beberapa kata yang aneh baginya.

Fatim hanya memandangi tulisannya yang seperti cakar ayam karena sangat jelek.

Pak Andri dengan sengaja berjalan di sekitar murid. Ia berhenti di meja Fatim.

"Fatim kerjain, jangan melongo aja," titahnya.

Cah Semprul ( Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang