35. Komedi Putar.

8 2 0
                                    



"Hati gue," ucap Abi pelan.

"Sebaik itu lo sama gue? Ampe hati lo mau lo kasih ke gue? Sepatah itukah hati lo?" tanya Fatim yang tak mengerti dari ucapan 'hati gue' yang Abi ucapkan.

"Emang goblok lo jadi cewe," sergah Abi sambil menoyor kening Fatim.

"Aaaaah, Abiiii," rengeknya, seperti anak kecil minta kojek bin permen bin lolipop.

"Mampus lo, mukanya gitu lagi," batin Abi. Rasanya jantunya mau copot saat ini. Abi memegang  dadanya.

"Abi, lo kenapa?" tanya Fatim kaget dan memegang bahunya.

"Gak pa-pa," sahutnya, mengembalikan raut wajahnya menjadi datar lagi.

"Abi cepetan, ini udah malem. Lo mau ngasih sepatu yang mana?" paksa Fatim.

Tangan lelaki itu terangkat untuk mengambil sebuah sepatu. "Ini sepatu yang paling gue sayang. Lo jaga ya." Abi memberikan sepatu hitam miliknya.

"Ok, gue cabut. Bye." Fatim langsung berlari.

Sampainya di lapak, ia langsung membuka kajang dan berjualan kembali.

Beberapa jam kemudian, datanglah Kiki menagih uang sewa. Fatim dengan cepat memberikan uang pada Kiki hasil malak si Abizard yang mengerikan.

Fatim membuatkan pesanan untuk pelanggan yang akan ia niatkan sebagai pelanggan terakhir. Namun saat selelai memberikan pesanan itu, pelanggan malah berdatangan secara bergantian.

Karena yang jualannya perempuan muda dan cantik, pelanggan pun sering memburu martabak telor buatannya. Sedikit lelah Fatim malam ini. Namun ia tetap menyelesaikan pesanan.

Ting.

Pesan masuk ke ponselnya.

Mama Abi

Hai Fatim ,ini tante. Kamu save no tante kan?

Iya tante, pasti aku save kok

Masih buka gak? Tante laper nih.

Masih, Tan. Mau berapa?

Satu aja yang jumbo ya

Siap, Tan
Read

"Huh, tadinya gue mau tutup." Fatim mengerutkan bibirnya ke depan, lalu mulai membuat pesanan untuk mamanya Abi.

Usai membuat pesanan itu, Fatim menutup lapaknya, lalu pergi menggunakan angkutan umum yang masih ada di jam segini.

Sampailah Fatim dengan selamat.

Ting tong.

Gerbang terbuka otomatis. Fatim masuk, menyusuri pekarangan rumah Abi yang masih jauh untuk ke depan pintu rumahnya.

Ting tong.

Fatim memencet bel, lalu berdiri di depan pintu. Mbo membukakan pintu.

"Fatim, masuk." Mbo mempersilahkannya masuk.

"Ah, gak usah, Mbo. Aye cuma mau kasih pesenan tante aje," tolaknya ramah.

"Siapa, Mbo?" tanya Abi yang sedang duduk bersama mamanya di depan TV.

Cah Semprul ( Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang