Malam mulai mencekam, keheningan mulai melanda, bosan pun tak bisa dielakan. Fatim kini sedang merasa kesepian.
Ia memiliki ide untuk memecahkan keheningan ini. Ia menyakikan lagu avenged sevenfols-lost
Centuries passed and still the same
War in our blood, some things never change
Fighting for land and personal gain
Better your life, justify our pain
The end is knocking, the end is knocking, yeah!Menggelegarlah suara Fatim yang sangat fals, mampu membangunkan orang yang sedang sekarat.
Mungkin orang yang akan sekarat itu bangun, mencari Fatim, lalu mengomelinya.
"Kampret lo! Gue mau mati gak jadi, gara-gara suara berisik lo." Lalu si orang sekarat itu kembali kerumah, dan melanjutkan sekaratnya, lalu mati setelah selesai ngomelin Fatim.
Tapi itu hanya hayalan si aouthor saja. Jadi skip.
Pluk!
Tetesan air masuk ke mulut sang penyanyi fals itu. Fatim melihat ke langit.
"Waduh ujan nih," ucap Fatim. Ia masuk ke dalam dan menyelimuti sedikit bagain gerobaknya, agar tidak basah ke dalam.
Hujan semakin banyak meneteskan airnya, hingga terdengar gemercik air yang berpantulan dengan setiap benda.
"Kalo ujan, suara gue gak kedengeran nih," lirihnya, seraya menatap langit yang sedang menurunkan airnya.
"Hahay, kencengin aja suaranya." Ia memiliki ide.
Fatim menarik napas panjang lalu membuangnya.
Avenged sevenfold - Afterlife.
Like walking into a dream, so unlike what you've seen.
So unsure but it seem, 'cause we've been waiting for you.
Fallen into this place, just giving you small taste
Of your afterlife here so stay, you'll be back here soon anywayI see a distant light, but girl, this can't be right
Such a surreal place to see, so how did this come to be?
Arrived too early.Sedang asik berteriak sambil bernyanyi, datanglah segerombolan pria masuk ke lapaknya.
Semua pria itu menatap Fatim dengan tatapan aneh. Seperti mengartikan 'dih, nih cewe ngapa? Stres kali ditinggal pacarnya'
Fatim terdiam dengan mulut yang masih mangap. Badannya seketika kaku. Mereka menatap satu sama lain.
"Nih cewe ngapa?" batin seseorang yang menatapnya aneh.
Sekian detik kemudian, Fatim tersenyum malu.
"Heheh, silahkan duduk." Fatim berdiri, dan mempersilahkan mereka duduk.
Mereka terlihat mengenakan jaket yang seragam. Sepertinya mereka adalah geng motor. Fatim sedikit takut melihat mereka yang tinggi besar. Namun bukan Fatim jika ia ciut begitu saja.
Jam semakin cepat berlalu, hujan masih mengguyur kota. Fatim juga terlihat bosan. Sesekali ia melirik ke gerombolan pria itu.
Terlihat salah satu dari mereka kedinginan karena jaketnya sangat basah.
"Bang, nih pake jaket gue." Fatim menyodorkan hoodie-nya.
"Ini hoodie, bukan jaket, oncom," cetusnya, namun tetap mengambil hoodie itu.
Mereka tertawa, karena mereka memang geng motor yang kocak. Hanya saja, jarang ngobrol di luar basecamp-nya.
Fatim nyengir, karena ternyata mereka absurd juga, satu circle dengan dirinya yang semprul.