Ujian pun dimulai. Sebelum ujian, ada pemeriksaan seragam terlebih dahulu. Fatim ingat, bahwa jas Abi belum dikembalikan. Untung saja, Fatim membawa jasnya ke sekolah.
Saat di periksa, Fatim berlari ke kelas 12, guna memberikan jas. Saat ini, Abi hendak diperiksa. Bagusnya, Fatim datang di waktu yang tepat. Jika tidak, Abi akan mendapatkan hukuman.
"Makasih," bisiknya pada Fatim, lalu Fatim pergi.
Ujian dimulai.
"Aduh, malem kan gue gak belajar, apa bisa, gue ngisi?" batin Fatim, melihat soal dibagikan.
"Bismillah, pasti bisa," ucapnya pelan. Mulailah ia mengisi dengan jawaban yang ada di otaknya.
Pelajaran pertama selesai. Guru pengawas keluar dengan membawa lembar jawaban semua murid. Tak lama, masuklah guru lain dan membagikan ujian lain.
"Argh, masih pusing nih gue," batin Fatim. Namun ia harus segera menyekesaikan ujian, agar bisa segera makan, karena pagi tadi tak sarapan.
Ujian ini serasa sangat mudah baginya, karena ia hanya menebak saja, tanpa memikirkan jawaban terlebih dahulu.
Fatim pun ke luar, sebagai siswi pertama yang menyelesaikan ujian bahasa arab ini.
"Kamu udah?" tanya Pak Andri.
"Udah, Pak."
"Cepet banget."
"Laper, Pak." Fatim langsung keluar tanpa menjawab ucapan Pak Andri.
Makanlah Fatim di kantin dengan sangat lahap. Ada beberapa guru yang sedang nongkrong di kantin, melihat fatim makan seperti itu.
"Pelan-pelan, Fatim," kata Pak Adi.
Fatim malah mempercepat kunyahannya, memasukan nasi dengan segera, hingga memenuhi mulutnya, lalu menatap Pak Adi dengan wajah menyebalkan, sedikit mengejek.
"Kamu ini," decit Pak Adi.
Tak lama, bebarapa murid ke luar dari kelas dan memenuhi kantin. Fatim masih nongkrong di kantin, dengan buku di tangannya.
"Lo kalo mau belajar, di kelas sono," kata seorang siswi, kakak kelasnya.
"Emang ngapa?" tanya Fatim, acuh.
"Gue mau duduk."
"Duduk aja situ." Fatim menggeser sedikit pantatnya.
"Sempit, Fatim," keluhnya.
"Ya Allaaaaaah!" jerit Fatim. Ia pun berdiri, lalu meninggalkan kantin, menuju perpustakaan.
Di perpusatkaan, ia bertemu Abi yang sedang fokus membaca. Fatim duduk didepannya, lalu membaca buku yang ia bawa.
Abi meliriknya dengan mata, seraya berkata,"eh, makasih ya."
"Makasih mulu, emang gue lakuin ape?" sahutnya.
"Lo udah bantu gue dua kali," kata Abi.
"Emh," sahutnya dingin.
"Nih." Abi memberikan sebuah papper bag.
Fatim mengambilnya, lalu melihat isinya.
"U-" Fatim kaget.
"Ngape lo?' tanya Abi.
"L-lo beneran ngasih ini ke gue?" tanya balik Fatim.
"Iya, Bolot," ejek Abi.
Fatim menunduk, menaikan sudut bibir kanannya. Isi papper bag itu adalah sepatu yang sempat Fatim tanyakan padanya, saat membersihkan rumahnya.