8. Nama Unik

13 10 0
                                    

Usai makan, keduanya tak sengaja melewati aula sekolah. Dengan santainya, kedua teman itu berjalan sambil bercanda tawa mengejek setiap nama yang aneh.

"Super jojo."

"Hahahah."

"Surjojo."

"Supono."

"San-" Fatim menghentikan katanya, karena dia bingung nama aneh apa lagi yang ada.

"Santos."

"Hahah."

"Suparno."

"Hahah."

"Suketi."

"Hahah."

"Hey kalian! Berisik!" Sentak seseorang dari dalam aula.

Fatim dan Erika saling menatap. Mata keduanya melotot kaget. Mulutnya sedikit terbuka dan alis keduanya naik.

Beberapa detik kemudian, Fatim dan Erika tertawa, namun ditutupi oleh tangan masing-masing.

Pak Adi ke luar dari ruang aula, memeriksa siapa yang membuat kegaduhan barusan.

Set.

Mata Pak Adi menangkap sosok Fatim. "Fatim," panggilnya.

Fatim yang sadar bahwa itu suara Pak Adi, ia segera berlari. Sedangkan Erika terdiam kaku.

Set!

Fatim menarik Erika dan membawa lari Erika yang kaku.

"Ngapa lu lari?" tanya Erika.

"Otak lu dibuat dari apa sih?" pekik Fatim.

"Au," sahut Erika polos.

Hening.

"Ah iya, gue lupa. Lo kan dicalonin sama Pak Adi. Ahahah, pantesan aja lo lari," ejek Erika, seraya tertawa ditutup oleh telapak tangannya.

"Fatim!"

Rupanya Pak Adi mengejar keduanya.

Fatim langsung jongkok di balik dinding. Lagi dan lagi, Erika kaya orang bloon. Ia tetap berdiri. Fatim langsung menarik tangannya ke bawah.

"Argh, sakit bego."

"Elu bego," sergah Fatim, dengan mata menyeringai.

"Ke mana tuh anak, cepet banget larinya," ucap Pak Adi. Ia pun kembali ke aula.

Di ruang aula, semua anggota diberi kesempatan untuk memberi pertanyaan, dan jika ada yang mengundurkan diri, mereka pun dipersilahkan.

Rapat diakhiri, dengan akan diadakan meeting lagi dan bermalam di sekolah, pada hari sabtu.

Keesokan harinya.

Fatim berada di kelas, tengah melangsungkan pembelajaran bersama Bu Tira, yang amat membosankan.

Dia adalah guru gemoy yang mengajarkan pejaran sejarah, yang amat sangat membuat Fatim bosan berada di kelas.

Murid hanya diberikan buku dan disuruh membacanya, sedangkan dia tidak menerangkan. Jika ada murid bertanya, barulah dia akan menjelaskan.

Di tengah pelajaran, datanglah murid yang baru selesai rapat osis.

Fatim yang memang bosan sejak tadi, hanya memandang jendela dengan tatapan kosong.

"Fatim liat apa kamu?" tanya guru tiba-tiba.

"Itu ada burung," sahut Fatim polos.

"Burung apa tuh?" timpal Alam.

Cah Semprul ( Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang