29. Kena Imbasnya.

9 2 0
                                    


Abi turun bersama Nesa, menghampiri mereka  yang sedang mengadakan party dadakan. Abi kaget bukan main, melihat kenampakan yang ramai ini.

Lampu disko pun dinyalakan oleh teman Nesa. Ternyata teman nesa lebih banyak dari pada teman Abi.

Abi mengangkap sosok Erik di sana yang duduk di sofa.

"Lo yang waktu itu di tempat martabak telor, kan?" Tanya Abi.

"Iya,"sahut erik datar.

"Jadi lo temennya Nesa?" tanya Abi meyakinkan.

"Dia sahabat aku, Sayang," timpal Nesa. "Malem ini kita  party di sini yah?" sambungnya yang dibalas anggukan oleh Abi.

Abi berkenalan dengan semua teman Nesa. Nesa jarang sekali memperkenalkan temannya pada kekasihnya, karena Abi selalu menolak untuk bertemu dengan temannya. selalu sibuk dengan sekolah dan musiknya.

Padahal, Nesa termasuk perempuan yang mudah bergaul, dan anak tongkrongan juga. Benar-benar jauh dengan sifat Abi.

Di sisi lain, Erika datang ke lapak Fatim,  membawa sebuah hadiah untuknya.

"Tumben lo ngasih gue hadiah? Ade ape nih?" tanyanya, curiga.

"Ah, bukan apa-apa, Tim. Gue ngasih karena lo udah comblangin gue ama Erik," ujar Erika.

"Jadi lo nyaman ama die?"

"Banget," sahut Erika cepat.

Fatim membuka bingkisan dari Erika. Ternyata benda yang Erika berikan padanya , sama dengan apa yang Erik beri padanya.

"Babeh lo gimna?" tanya Erika yang tiba-tiba ingat babeh.

"Babeh gue mendinganlah, masa sakit mulu, kasian," sahut Fatim.

"Enyak lo?"

"Apalagi enyak gue. Dia masih punya banyak tenaga buat gaplokin gue," timpalnya, dengan wajah memelas.

"Hahah, enyak lo masih galak, ya?"

"Kagak bakalan ilang tuh galaknya,"  kata Fatim dibaluti senyuman di bibirnya.

Di sisi lain.

Mama dan papa Abi sedang mengikuti rapat bersama. Rupanya mama dan papa Abi tidak bekerja dalam satu perushaan, karena tidak diperbolehkan oleh atasan, jika suami istri bekerja dalam satu perusahaan.

Rapat ini sangat penting, hingga dilakukan pada malam hari. Usai rapat, perusahaan keduanya saling menyuport dan bekerja sama dalam bisnis ini.

Pulang meeting, mama dan papa Abi beristirahat di sebuah hotel mewah, sekalian menghabiskan waktu berdua, keduanya jarang sekali bertemu, karena pekerjaan masing-masing.

Jam sudah menunjukan pukul 12 malam, papa dan mama pulang ke rumah. Di perjalanan, mama menelepon Fatim untuk mengantatkan martabak telur ke rumahnya.

Fatim pernah mengantar pesanan ke rumah Abi, dan saat itulah mama Abi meminta nomor telepon Fatim, agar lebih mudah memesan makanan.

Fatim langsung membuatkan pesanan tersebut.

Sampailah mama dan papa di rumah. Terlihat banyak sekali mobil di pekarangan rumahnya. Masuklah keduanya ke dalam.

Rumah gelap dan hanya ada cahaya remang- remang di tengah ruangan. Mama dan papa sangat marah, akan kelakuan Abi saat mama dan papa pergi.

"Abi, apa-apaan ini!?" teriak papa, membuat semuanya terdiam. Salah satu dari mereka mematikan musik dan menyalakan lampu.

Cah Semprul ( Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang