Halo, selamat malam kesayangan ciki
Lama ya? Maap atuh
Hmm kangen komen kalian, spam dungs
***
Suasana kelam menyelimuti sebuah rumah mewah yang dihuni oleh keluarga yang bahagia, mungkin tidak bisa lagi disebut keluarga yang bahagia.
Tasya duduk di lantai dengan pandangan mata yang kosong, kedua matanya yang bengkak menandakan gadis itu habis menangis dengan hebat.
Dua jam yang lalu pemakaman mayat Farissa dan suaminya dilaksanakan. Sebuah kecelakaan naas yang menewaskan Farissa dan suaminya dengan mengenaskan.
Tasya tampak seperti mayat hidup, mata bengkak, bibir pucat dan pandangan mata yang kosong. Dia tidak menghiraukan perkataan siapapun bahkan Arka.
Arka yang setia menemani Tasya sejak tadi hanya diam. Bicara 'pun percuma karena Tasya tidak akan menghiraukan.
"Kenapa Kak?" Arka menoleh kesamping, menatap tatapan Tasya yang terlihat sedih, benar-benar sedih.
"Kenapa Mama sama Papa pergi begitu cepat? Kemarin Tasya masih bercanda sama Papa sama Mama. Kenapa Kak?"
Tidak ada air mata, Tasya sudah lelah menangis. Gadis itu memeluk Arka dengan erat, Tasya membutuhkan pelukan hangat dan Arka balas memeluknya dengan erat.
"Papa sama Mama jahat ninggalin Tasya sama adik. Jahat banget"
Arka tidak berani mengatakan apapun, dia hanya memeluk Tasya. Membiarkan Tasya meluapkan kesedihannya dengan cara apapun itu.
Aura mengusap air matanya, ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh gadis sekecil Tasya. Aura tidak bisa membayangkan jika dirinya yang berada di posisi Tasya saat ini, mungkin dia akan menyusul kedua orang tuanya.
Sebuah ketukan di kepala membuat Aura meringis kesakitan, gadis itu menoleh kesamping dan mendapati tatapan datar Violet.
Ampun deh. Batin Aura sambil mengusap kepalanya.
Kania duduk disamping Azka, meskipun tidak mengenal Tasya sejak lama. Tapi Kania datang sebagai bela sungkawa atas kepergian kedua orang tua Tasya.
Kania tahu bagaimana rasanya kehilangan orang tua, tapi dia lebih tahu kalau Tasya lebih merasa kehilangan karena sejak kecil Tasya hidup bersama orang tua kandungnya, tidak seperti dirinya yang dibuang oleh orang tua kandungnya sejak lahir.
"Udah malam, ayo Aku antar pulang" Ajak Azka yang sejak tadi melihat Kania melamun.
"Iya" Ucap Kania kemudian berdiri dan menghampiri Tasya untuk pamit pulang.
"Mommy" Panggil Aura kepada Violet yang diam-diam mengusap air mata karena kepergian sahabatnya.
"Hm?"
"Terus nanti Tasya tinggal sama siapa Mom? Gak mungkin sendirian 'kan?"
"Aura maunya gimana?"
"Kalo menurut Aura 'sih tinggal sama kita aja, emangnya Mommy tega biarin Tasya yang kecil itu tinggal sendirian?"
Violet menatap Aura yang menatapnya dengan polos, wanita itu mengangguk kecil ucapan putrinya.
***
"Tasya! Hayuk sarapan. Aura hari ini masak loh, hebat banget 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
3A
Teen FictionArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...