---
Tasya melirik dua sejoli yang asik bercanda dan menjadikannya obat nyamuk, diacuhkan, sendirian dan terlihat begitu menyedihkan. Miris sekali.
"Iiih Evin kok gitu? Jangan dong, ada Tasya tuh. Kasihan tauk" Aura mendorong wajah Evin yang berjarak beberapa senti dengan wajahnya.
Evin berdecak, menatap Tasya dengan malas.
"Kenapa? Sama calon istri kakak ipar gak boleh gitu! Tasya aduin sama Kak Arka entar!" Tasya berseru dengan galak. Yang malah membuat decakan Evin semakin keras.
"Bocah, ngaduan" Sinis Evin dengan nada pelan, tapi masih bisa di dengar Tasya.
"Hooh, daritadi andalannya mau ngadu ke Kak Arka terus. Gak tau mungkin kalau Kak Arka lebih sayang Aura dari pada Tasya" Aura sepertinya ketularan virus nyinyir Azka.
"Dia ngapain sih kesini? Ganggu kita berdua aja" Aura menggeleng menjawab pertanyaan Evin.
"Iya ini keluar! Sana puas-puasin berduaan! Pasangan ternyinyir!" Tasya menyeret tas punggung sekolahnya dengan menghentak keluar kamar Aura.
"Udah keluar dia" Ucap Aura yang di angguki Evin.
"Calon Mama mertua sibuk di dapur Ra" Ucap Evin tiba-tiba, Aura menoleh kearahnya dengan bingung.
"Terus?"
Evin tersenyum miring, dengan tiba-tiba membungkam bibirnya dengan bibir Aura.
---
"Namanya Kania"
"Setiap hari dia datang bersama dengan Azka"
"Apa hubungan mereka?"
"Kekasih mungkin"
"Serius? Azka mau berpacaran dengan gadis culun?"
"Mungkin"
Gerombolan gadis sedang asik bergosip di taman sekolah dengan camilan masing-masing yang mereka punya, dandanan menor, baju ketat, dan juga nyinyiran itu menjelaskan bagaimana sifat mereka.
"Wah, playboy kelas atas seperti Azka dengan tiba-tiba berpacaran dengan gadis culun"
"Seleranya benar-benar anjlok"
"Kita lihat saja, apakah dia akan menjadi mainan Azka untuk waktu yang lama atau tidak"
Mereka berempat tertawa dengan keras, Kania yang berada tidak jauh dari mereka sambil membaca buku menghela nafas kecil.
"Aku tidak berpacaran dengan Azka, kalaupun iya kenapa? Memangnya gadis culun tidak boleh berpacaran?" Kania menggumam sendirian.
Gadis berkaca mata itu menutup buku yang ia baca kemudian beranjak menuju kelasnya.
Azka mengunyah sandwich buatan Violet sambil memejamkan mata, tidak ada yang bisa mengalahkan masakan Violet baginya. Meskipun Zero lebih mahir di dapur, masakan Violet tetap menjadi nomor satu di hatinya.
"Sudah mengerjakan tugas matematika?" Azka menggeleng menjawab pertanyaan Arka.
Putra pertama Casio itu menghela nafas, menghabiskan bekalnya kemudian meneguk air putih hingga tandas.
![](https://img.wattpad.com/cover/225630639-288-k444084.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
3A
Teen FictionArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...