3A - 11

38.6K 3.7K 350
                                    


Baru umur 12 tahun tingginya hampir 2 meter.

BACA LEBIH TELITI LAGI YA SAYANG!!!

Typo correction, you know?


---




"Aura mau apel gak?" Tawar Evin untuk kesekian kalinya.

"Susu stroberi?" Aura menggeleng.

"Coklat emas?" Kembali menggeleng.

"Boneka Luffy?" Menghela nafas.

"AURA MAU NONTON ONE PIECE! TAPI LAPTOPNYA GAK TAU ADA DIMANA!!"

Evin mengelus dada terkejut, Aura yang sedari tadi diam tiba-tiba berteriak membuatnya terkejut tentu saja. Evin melirik Arka, laki-laki itu mengedik menandakan tidak tahu dimana keberadaan laptop Aura.

"Azka kemana?" Tanya Evin. Menatap miris Aura yang duduk di ranjang pojok, menjauhi Arka dan Evin. Sedih karena laptopnya menghilang dengan tiba-tiba.

"Gak tau, apa mungkin?" Arka menggantungkan kalimatnya. Langsung berdiri dan melangkah dengan kaki panjangnya.

Evin kembali menatap Aura, gadis itu menyembunyikan wajahnya di balik pahanya. Evin jadi kasihan. Dia dengan segera menyusul Arka. Meninggalkan Aura sendirian di kamarnya, gadis itu semakin mengerucutkan bibirnya kesal.

"Azka" Evin membuka pintu kamar Azka tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Di dalam kamar Azka ada Arka yang duduk anteng di samping Azka. Mereka berdua berbicara dengan serius menimbulkan banyak pertanyaan di otak Evin.

"Ada apa?" Tanya Evin pada akhirnya.

Arka dan Azka menoleh, tatapan tajam kedua putra Casio itu membuat Evin terhenyak.

"Terjadi sesuatu?"

"Ini" Azka menunjukkan laptop Aura kepada Evin. Laki-laki itu langsung berteriak heboh.

"Apa yang terjadi?"

"Seseorang meng-hacker laptop Aura, yang untungnya Aku pertama membuka laptopnya. Jika Aura yang pertama, bisa dipastikan kalau dia akan shock."

Background laptop menampilkan hewan kelinci yang di potong-potong secara tidak wajar.

"Orang ini tahu kalau Aura menyukai kelinci, karena itu dia melakukan hal tersebut" Jelas Azka.

"Kau sudah melacak orang itu?"

"Tidak bisa, bukan keahlianku. Kita tunggu mommy datang. Kau hibur Aura saja"

"Sayang sekali Kau kurang pintar tentang ini" Arka berkomentar, membuat Azka di sebelahnya mendelik.

"Aku lebih baik dari pada dirimu!"

Azka terus mengoceh, yang tidak ditanggapi oleh Arka. Evin memilih untuk undur diri saja. Menemani Aura lebih seru daripada mendengar kegaduhan yang dibuat Azka.

Evin tiba di kamar Aura, posisi gadis itu berubah. Yang tadinya duduk kini telungkup di ranjang dengan wajah menghadap ke bantal. Hanya karena tidak bisa menonton One Piece, Aura seperti sekarang. Miris.

3ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang