Brandon dan Agatha gak ada hubungan sama cerita ini, chapter sebelumnya hanya sedikit spoiler dari ciki. Karena mungkin kalian akan tertarik dengan cerita Brandon nantinya.
Anggap saja sedang promosi.
***
Azka menggeliat dan menggerakkan tubuhnya secara random, hari ini tubuhnya terasa sehat dan sangat segar. Laki-laki itu menatap istri cantiknya sedang tidur dengan pulas. Azka menatap Rebecca dengan senyum kecil, mengelus pipi Rebecca dengan lembut. Dan terakhir mengecup bibir Rebecca yang sedikit terbuka.
Azka beranjak dari ranjang, berjalan menuju minibar yang disediakan hotel. Sebuah kulkas yang berisi berbagai minuman lengkap.
"Karena masih pagi, jus apel saja" Gumamnya kemudian menyedot jus apel sambil melirik Rebecca yang tak kunjung bangun.
Azka duduk di sofa yang berada disamping ranjang, menipiskan bibirnya bingung. Hari ini tidak seperti biasanya, bangun pagi dan minum jus. Bukan seperti Azka, biasanya Rebecca akan bangun terlebih dahulu kemudian membangunkan Azka dengan tenaga lebih.
Azka memeriksa ponselnya yang tidak ia pegang sejak semalam, ada beberapa pesan masuk yang ia abaikan. Kebanyakan seorang wanita yang tidak Azka kenal, entah dari mana mereka mendapatkan nomor ponselnya.
Laki-laki itu melupakan kelakuan bejat dirinya sebelum menikah, entah berapa ratus wanita yang dia beri harapan palsu dengan sedikit uang.
"Hahaha" Azka tergelak mengingat kelakuan dirinya dulu, menggelikan.
Azka memilih untuk menjelajahi connecting room, sebuah kamar yang terhubung tanpa pintu. Mengingat kamar yang ia pesan adalah presidential room, jenis kamar hotel terluas dibandingkan kamar hotel lainnya, jenis kamar yang hampir menyamai rumah.
Belum sempat Azka menjelajahi, suara Rebecca yang memanggilnya membuat Azka segera berlari dan merebahkan diri disamping Rebecca.
"Yes bby, ada yang Kau butuhkan?"
Azka menyelipkan helai rambut Rebecca kebelakang telinga wanita itu, menggoyangkan wajah Rebecca dengan gemas dan mengecup bibir istri cantiknya.
"Jangan, Aku belum sikat gigi"
"Aku juga belum"
"Kau belum mandi?"
"Belum, Aku ingin mandi bersama"
"Oh ya, tumben Kau bangun pagi? Kau sakit?"
"Tidak, justru hari ini tubuhku terasa sehat dan segar"
"Benarkah?"
Azka mengangguk dua kali, bibirnya yang mengerucut membuat Rebecca gemas.
"Ayo berendam"
"Ayok!"
Azka bersemangat, menuntun Rebecca menuju kamar mandi yang luasnya setengah dari kamar Azka di mansion.
Azka menyiapkan air hangat di bathtub, tidak lupa menambah aromatic essential oil yang beraroma bunga lavender yang dapat membuat tubuh rileks lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
3A
Teen FictionArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...