Halo, piye kabare? Sui ngenteni? Lumuten gak?
Hehe
Komennya dikit, jadi update lama. Bukan salah ciki loyaa😏
Kalo gak ada spam dari kukis dan beberapa akun lain mah gak akan jadi 200-an komen.
Typo koreksi
---
Arka itu tampan, sangat tampan. Zero saja kalah. Si sulung dari keluarga Casio itu selalu menjadi peringkat pertama sejak Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas. Dengan hasil nilai yang tidak normal, semua mata pelajaran yang dia kerjakan mendapatkan nilai sempurna, kecuali Matematika. Arka sedikit, hanya sedikit. Dia sedikit membenci pelajaran itu.
Dan Azka. Fuckboy kelas atas yang memiliki ribuan penggemar. Nakal? Jangan ditanya. Semua warga sekolah tahu betapa hebatnya Azka membuat masalah di sekolah. Keluar masuk ruang BK, menjahili guru itu hobinya. Apalagi menjahili cewek-cewek cantik. Itu yang paling dia suka.
Sedangkan Aura. Aura itu cantik, putri bungsu keluarga Casio. Bahkan kecantikannya mengalahkan nenek dan ibunya sendiri. Maka wajar jika laki-laki yang menatap Aura sampai tidak sadar jika dia menganga, bahkan sampai menabrak tiang karena gagal fokus.
Mereka bertiga kini sedang berada di dalam mobil, sedang menuju ke Sekolah. Hari ini adalah hari Senin, hari yang paling Azka tidak sukai, tapi Arka sukai. Sedangkan Aura biasa-biasa saja.
Berbeda dengan Arka yang membaca buku dengan tebal 10 cm, Azka malah menyandarkan kepalanya ke bahu Aura. Sambil memejamkan matanya, tapi tidak tidur. Karena Aura memang memiliki sifat malas, dia jadi ikut-ikutan seperti Azka. Memejamkan mata.
"Coklat emas sama bekal gak lupa 'kan?" Suara bass Arka mengejutkan Aura. Gadis itu menatap kakak pertamanya dengan bibir mengerucut.
Arka tergelak, menyadari Aura terkejut karena suaranya. Mengacak gemas rambut adik kesayangannya, Arka kembali melanjutkan membaca buku.
"Ada di kursi depan Kak" Jawab Aura kemudian menyandarkan kepalanya ke bahu Arka.
Aura mengernyit, menatap Azka yang masih memejamkan mata dan tidak terusik dengan pergerakannya. Tidur mungkin? Gumam Aura dalam hati.
"Kok tiba-tiba Aura kangen Kak Quenza ya" Aura bergumam pelan, Arka langsung menutup bukunya. Menatap Aura kemudian mengecup dahinya singkat.
"Udah sampai, ayo"
Arka menuntun Aura turun dari mobil dengan hati-hati, takut adik kesayangannya lecet jika dia tidak berhati-hati.
Aura sendiri sudah terbiasa dengan perlakuan istimewa dari kakaknya itu. Aura menunduk, menatap tali sepatunya yang terlepas.
"Hua!!" Aura memekik kaget, sebuah peluru meleset mengenai telinganya. Darah menetes kecil mengenai seragam putih yang ia gunakan.
Azka sudah menghilang, berlari mengejar seseorang yang membuat adiknya terkejut. Arka melirik ke kiri, sepuluh orang berpakaian hitam yang berjaga dari balik bayangan segera menyusul Azka.
"Gak apa-apa, cuma luka kecil. Sini kakak obatin"
Arka membuka pintu mobil, mendudukkan adiknya yang masih terkejut akan kejadian yang menimpanya beberapa menit lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
3A
Teen FictionArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...