"Gak nyangka sih bakalan berhasil, orang kayak mereka sih dikasih bingkisan kecil aja langsung luluh. Kok bisa Kak Kania betah hidup sama mereka? Kalau Aura jadi Kak Kania sih pasti kabur""Emang mau kabur kemana? Cari uangnya gimana?"
"Tapi Aura 'kan gak mau jadi kayak Kak Kania. Kak Arka paham omongan Aura gak sih?"
"Enggak"
"Nyebelin asdfgksmbyac"
Azka menyuapkan burger keju kepada Aura agar gadis itu diam. Dan benar saja, gadis itu diam dan sibuk mengunyah burger dengan nikmat.
Keluarga Casio sedang berada di ruang keluarga, Azka yang sibuk memotret kelucuan Aura saat makan, Zero dan Violet yang asik berbincang berdua dengan romantis. Dan Arka yang duduk di pojok sofa dengan pandangan kosong.
"Ya ampun kasihan ya" Ucap Aura dengan melirik Arka.
"Iya, udah kayak ditinggal mati aja" Giliran Azka yang mencibir.
"Mulutnya siapa tadi?" Arka melirik keduanya, tatapan datar yang malah membuat Azka dan Aura ngakak.
"Aku, kenapa? Gak suka? Tasya pergi ke Jepang, gak kemana-mana. Dia bakal balik kesini kalau udah bisa cari uang sendiri. Inget 'kan cita-cita Tasya apa? Sekretaris CEO, bukannya seharusnya Kamu tambah semangat?"
"Hooh, katanya mau jadi CEO yang gagah kayak Kakek." Tambah Aura.
Sekilas mereka mengingat mendiang kakek mereka yang memiliki sifat humoris yang rendah.
"Kemarin bilang gak suka cewek pendek, pas ditinggal galau. Huahaha"
"Ngahahaha!!" Zero dan Azka saling tergelak. Mengingat wajah Arka yang mengatakan tidak suka dengan gadis pendek.
"Cih"
"Udah-udah. Besok kalian ujian kan? Belajar sana, daddy mau pacaran sama mommy. Jangan ganggu, ssuh, ssuh"
Zero mengusir 3A dengan wajah dibuat garang, padahal tidak sama sekali. Aura melompat ke punggung Azka saat laki-laki itu berjalan.
"Berat Ra"
"Aura pakek sandal gak denger"
***
Menguap lebar, Aura mengusap matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke indera matanya. Gadis itu menoleh kearah meja belajar dan mendapati laptopnya sudah tertata rapi. Mungkin Arka yang menatanya karena dia ketiduran.
"Jam berapa sih?" Gumam Aura menatap jam dinding. Gadis itu seketika melotot melihat jam dinding menunjukkan pukul setengah tujuh.
"Huaaa! Mommy kok gak bangunin siih?!"
Hari ini ujian akhir semester, Aura tidak boleh telat karena peraturan bebas 3A saat ujian tidak berlaku. Aura menggerutu sepanjang dia mandi.
"Princess!" Azka mengintip dari pintu kamar Aura. Mengangguk kecil mendengar suara gemericik air di kamar mandi.
Kemudian Azka masuk untuk menata seragam dan keperluan ujian Aura nanti. Laki-laki itu melirik sinis poster yang berada di kamar Aura. Mulai dari BTS, poster Oikawa, Ushijima, Atsumu, Kageyama. Dan satu poster yang paling Azka tidak suka yaitu poster wajah Evin.
Azka duduk di ranjang Aura sambil menatap satu persatu poster yang bermacam ukuran di dinding adiknya itu.
"Cih" Rasa ingin menyobek poster berwajah Evin sangat ingin Azka lakukan. Padahal Evin diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
3A
أدب المراهقينArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...