3A - 71

8.2K 1K 62
                                    


"Kenapa minta maaf?"

"Karena tidak sengaja mendengar ucapan Papa"

"Tidak, Papa hanya bercanda"

"Ah"

Theo sudah tahu, wajah laki-laki itu langsung berubah masam dan mendorong tubuh Azka untuk segera menyingkir.

"Giliran Theo, Papa silahkan keluar"

Azka terkekeh pelan kemudian segera keluar dari ruangan makam Rebecca. Dia tahu Theo membutuhkan waktu sendiri untuk saat ini.

Setelah menutup pintu ruangan Azka segera tercengang melihat sosok yang kini tidur di sofa dengan mulut menganga dan bajunya yang tersingkap memperlihatkan perut buncit kebanyakan makan itu.

"Yah, dia memang putra dari Aura sih" Azka mengangguk paham. Tidak terlalu kaget.

Azka berjalan menuju keberadaan Zayn kemudian mencubit gemas perut remaja laki-laki itu.

"Aw paman, sakit"

"Hey, Kau harus olahraga atau Kau akan mendapat panggilan gendut dari orang-orang"

"Orang-orang bilang laki-laki gendut itu menggemaskan"

"Siapa yang berbohong kepadamu itu?"

"Berbohong?"

"Tentu saja, laki-laki itu lebih keren jika memiliki tubuh yang kekar, bukan penuh lemak sepertimu"

"Astaga, mulut paman kasar sekali, Aku tidak kaget karena Theo sering seperti itu"

"Oh ya, omong-omong Zayn. Apa Theo sudah punya pacar?"

"Belum, tapi dia bilang tertarik dengan murid pindahan"

"Apa dia cantik?"

"Ya, seperti seorang dewi. Bahkan Gerald tampak menyukainya"

Zayn merutuki mulutnya yang keceplosan.

"Gerald juga suka dengan murid pindahan itu?"

"Eehhh, masih belum tentu. Aku hanya berspekulasi tentang hal tersebut. Aku sendiri juga sempat tertarik, tapi sepertinya murid pindahan itu tidak tertarik kepadaku. Jadi Aku mundur saja"

"Nah itu, dia pasti tidak tertarik karena kau pemalas dan sedikit gembrot"

Zayn mengangguk paham, laki-laki itu mengelus perut buncitnya dengan bibir mengerucut.

"Paman, aku lapar sekali. Tolong pesankan beberapa burger untukku"

"Akan paman belikan"

Yah, meskipun sering mengomeli Zayn. Azka tetaplah seorang paman yang menyayangi keponakannya yang suka makan itu. Permintaan Zayn pasti akan segera Azka penuhi.





***






Arka menghentikan mobilnya setelah sampai di halaman mansion. Laki-laki itu tidak segera turun dari mobil karena sedang memikirkan sesuatu.

Dia harus berbincang dengan Gerald mengenai masalah rasa iri yang mulai Gerald perlihatkan secara terang-terangan.

Arka juga akan meminta maaf kepada Tasya, hubungan mereka sedikit renggang karena masalah yang Arka buat sendiri.

"Aku harus bicara pelan-pelan dengan Gerald, kalau tidak dia akan menjadi lebih memberontak"

"Sudah pulang?" Tasya mengambil alih tas kerja Arka kemudian berjinjit untuk mengecup kedua pipi Arka kemudian bibir.

3ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang