Azka pulang pada pukul 1 malam, keadaan mansionnya gelap karena semua orang sedang tidur. Hanya ada beberapa penjaga yang berada di depan pintu gerbang dan pintu belakang.Azka membuka pintu kamar dan mendapati Kania sedang tidur dengan pulas. Mungkin wanita itu sangat kelelahan karena habis berkebun di bagian belakang mansion, wanita itu menyukai tanaman dan Azka memberinya halaman luas agar Kania bisa menyalurkan hobinya merawat tanaman.
Tangan kekar Azka mengelus wajah Kania yang tidak terganggu dengan kedatangannya.
Kania tidak tidur, dia belum tidur meskipun matanya sangat mengantuk. Dia hanya memejamkan mata, Kania juga bisa merasakan kecupan di keningnya yang Azka berikan.
Azka beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri, meninggalkan Kania yang masih memejamkan mata dan menangis dengan hening.
Kania, dia orang pertama yang mengetahui tingkah aneh Azka belakangan ini. Dia tahu, tapi Kania memilih untuk diam dan menyimpannya seorang diri.
Dia tidak merasa Azka berkhianat padanya, yang Kania tahu Azka juga menyembunyikan sesuatu yang ia pendam sendiri. Entah itu untuk tujuan apa Kania tidak tahu. Sejak dulu Azka memang paling pintar menyembunyikan sesuatu, dia orang yang sulit ditebak.
Suara gemercik air berhenti, Kania segera mengusap pipinya yang basah dan kembali memejamkan mata dengan posisi yang sama. Dia merasakan Azka tidur sambil memeluknya, dengan pelukan yang hangat dan erat.
***
Aura tidak bisa tidur, pikirannya melayang ke semua arah dan dia mulai pusing. Jari-jarinya bergerak secara acak membuktikan bahwa Aura benar-benar gelisah. Memikirkan Azka yang membuatnya pusing, Aura benci saat Azka menyembunyikan sesuatu seperti sekarang. Karena dia memang juaranya dalam hal ini.
Azka memang playboy, tapi dia bukan tipe orang yang bisa selingkuh apalagi selingkuh dari istrinya.
Aura bangun, dia tidak akan bisa tidur sebelum memastikan semuanya. Tangannya yang hendak menyingkap selimut terhenti karena tangan lain mencekalnya.
Evin menatapnya dengan diam, laki-laki itu beranjak lebih dulu dan mengambil jaket tebal milik Aura. Dia juga mengambilkan sandal bulu yang bisa menghangatkan kedua kaki istrinya.
Evin memasangkan jaket dan juga sandal milik Aura, dia juga memakai jaket dan mengganti celananya.
Cuaca malam ini sangat dingin, Aura adalah orang yang lemah terhadap cuaca seperti ini dan Evin harus overprotektif kepada istrinya.
Perlakuan Evin seperti sekarang selalu membuat Aura semakin mencintainya.
Laki-laki itu juga membungkukkan badannya agar Aura bisa naik ke punggungnya, Evin akan menggendongnya sampai ke lantai bawah.
Evin dan Aura turun ke lantai bawah dengan keadaan mansion yang sepi.
Mereka memilih membawa dua anggota dengan perlengkapan senjata api, hanya untuk berjaga-jaga jika sesuatu tidak menyenangkan terjadi.
Aura meminta tolong kepada temannya untuk mengecek lokasi keberadaan Aileen. Karena Aura hanya tahu kalau wanita itu memiliki sebuah apartemen baru yang keberadaannya dekat dengan agensi tempatnya bekerja.
"Bastian bilang kalau Aileen masih ada di agensi" Ucap Aura memecah keheningan dalam mobil.
"Kita kesana" Perintah Evin kepada sopir yang bertugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
3A
Teen FictionArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...