3A - 06

52.2K 5.4K 996
                                    


Ternyata banyak yg gk setuju kalo 3A sampe 10 part doang.

Iyaiya gais, cerita 3A bakal ciki tamatin sampe mereka dewasa, nikah, punya anak, terus end.

Ciki gak tau apa yg bikin kalian suka sama cerita 3A ini, pdhl tulisan ciki juga gak rapi. Kata2 juga abal2an 😂

Tapi makasih banyak, atas dukungan, voment, doa kalian buat kesehatan ciki. Makasih banyak. Luvyu sumuch😚

Happy Reading

---


Violet melirik Aura yang masih setia membenamkam wajahnya ke perut Zero. Putri kecilnya itu seperti orang dewasa yang patah hati. Dan itu sukses membuat Violet terkekeh.

"Aura, ambilin ponsel mommy di kamar boleh?"

Aura mendongak menatap Violet, mata bulatnya mengerjap lucu.

"Biar Arka aja mommy" Ucap si sulung yang sudah berdiri, siap menuju kamar Violet.

"Yah, padahal mommy mau Aura yang ambilin" Violet mengerucutkan bibirnya.

Violet melirik Aura yang kini sudah masuk kedalam lift menuju kamar Violet. Langkahnya tadi sangat cepat, bahkan Violet tidak melihatnya berjalan.

Zero dan Arka menatap Violet dengan bingung. Sedangkan Azka mengunyah keripik kentangnya dengan menatap Violet datar. Bocah itu sedang berada di pangkuan Diana.

"Apa?" Tanya Violet, menyadari tatapan Azka kepadanya.

"Sekarang Azka tau dari siapa sifat malasnya Aura" Ucap bocah lima tahun itu dengan dagu terangkat, dan juga wajah menyebalkan.

Violet terkekeh, melempar oreo supreme kepada Azka yang langsung ditangkap oleh bocah lima tahun itu.

"Ceritakan pertemuan tentang kalian berdua, Aku penasaran. Padahal Liam kurang tampan, kenapa Kau mau menikah dengannya Diana?" Zero bertanya menggunakan Bahasa Indonesia. Agar Diana lebih mudah berbincang dengannya.

Liam mendesis mendengar pertanyaan Zero, bertanya 'pun Zero masih sempat meledeknya. Diana tersenyum kecil kemudian menjawab pertanyaan Zero.

"Aku seorang suster, saat itu Kak Liam harus dirawat di rumah sakit selama dua minggu  karena mengalami typhus. Dia orang yang rewel, dan itu sama sekali bukan tipeku. Aku bisa saja mengalami darah tinggi selama merawatnya karena dia benar-benar rewel. Tapi saat Kak Liam sudah sembuh dan diperbolehkan pulang, jantungku berdetak cepat. Tidak rela berpisah dengan Kak Liam karena Aku pasti akan merindukan kerewelannya. Seminggu berlalu, dan Aku benar-benar merasa kesepian. Lalu tanpa di duga, Kak Liam datang ke rumah sakit dan mengajakku berkencan. Yang langsung Aku iyakan. Dua tahun kami berpacaran, kemudian satu bulan yang lalu dia melamarku langsung didepan orang tuaku. Seperti itu." Diana mengakhiri ceritanya dengan meneguk air putih.

Liam tersenyum menatap Diana, senyumannya terlihat tulus. Dan Diana menyukai itu.

"Benar 'kan? Dia memang merepotkan" Komentar Zero yang langsung melunturkan senyum Liam. Laki-laki itu melempar Zero menggunakan kukis yang ia makan.

Aura sudah terlelap di pangkuan Violet sejak Diana memulai ceritanya. Ponsel Violet juga sudah ia berikan. Seakan-akan cerita Diana adalah sebuah dongeng penghantar tidur untuknya.

3ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang