Raeya melompat-lompat kecil saat menerima sesuatu dari Violet. Sebuah amplop yang berisi puluhan lembar dollar sebagai uang saku yang diterimanya.
"Terimakasih grandma" Raeya berucap sambil mengecup pipi Violet. Yang dibalas kecupan sayang oleh Violet.
"Grandpa gak dicium juga?" Zero mengangkat alis menyuruh Raeya mendekat.
"Dikit aja ya tapi" Gumam Raeya kemudian mengecup pipi Zero dengan singkat.
Zero tersenyum kecil, sedangkan Azka tergelak merasa puas. Didikannya kepada Raeya memang bagus.
"Nah, yang besar-besar ini, silahkan cek rekening kalian. Sudah grandma transfer" Violet menatap keempat cucunya dengan senyum anggun.
Zayn dan Theo tersenyum penuh arti.
Sedangkan Gerald dan Geysa tersenyum simpul, karena jadwal belajar yang padat, keduanya jarang berbelanja.
"Terimakasih grandma" Ucap keempatnya dengan serempak.
"Sama-sama"
Seluruh anggota keluarga saling berbincang dan menikmati waktu bersama mereka.
Theo dan Zayn sibuk menggoda Raeya yang sibuk menghitung uang pemberian Violet. Gadis kecil itu tampak fokus sampai kedua alisnya menyatu, berusaha menjumlahkan uang yang diterimanya dan merencanakan apa yang akan ia beli nanti. Pokoknya Raeya mau mengenyangkan perut dengan berbagai macam makanan.
Gerald dan Geysa sedang berbincang santai dengan Azka dan Kania, mereka tampak lebih santai dan tidak terkekang seperti beberapa menit yang lalu.
"Loh loh loh, kok gak ada yang nyariin Lexa?"
Semua mata tertuju kepada gadis cantik yang berjalan menuju keberadaan anggota keluarga, Alexa mendelik begitu melihat sosok Theo. Gadis itu berlari dengam cepat kemudian memeluk Theo dengan erat.
"Uaahh, Aku kangen Theo sekaliii" Alexa menggesekkan pipi gembulnya dengan pipi Theo.
Theo hanya bisa diam dengan pasrah, kepercayaan remaja itu semakin meningkat saat Alexa selalu mengatakan dirinya tampan dan menggemaskan. Dagu Theo semakin terangkat tinggi.
"Zayn, Kau terlihat lebih gemuk, jangan makan terus" Alexa mencubit pipi Zayn dengan keras, Zayn diam tidak bergeming, cubitan Alexa tidak kerasa apa-apa.
"Gerald dan Geysa, kalian terlihat kurus, jangan melupakan makan ya. Yaampun gemasnya" Alexa yang cerewet itu memeluk Gerald dan Geysa bergantian.
Alexa duduk disamping Theo, semua mata masih tertuju kepadanya.
"Hari libur 'pun Kau bekerja" Ucap Violet, yang dibalas senyuman simpul.
"Setiap hari bekerja, karena itu Kau belum punya pacar karena terlalu sibuk"
Alexa menghela nafas pelan, topik yang sama setiap pertemuan keluarga. Karena sudah terbiasa jadi Alexa tidak akan membalas ucapan Violet. Meskipun Alexa tahu kalau ucapan Violet juga karena mengkhawatirkannya.
Alexa mengerjap pelan, merasakan sebuah tatapan mengintimidasi dari seseorang. Dia menoleh kearah tersebut, terkekeh menyadari siapa itu.
"Kok Raeya gak di sapa sih?" Tanya Raeya dengan sebal, pipi gadis kecil itu menggembung.
"Yah, gak kelihatan Kak Lexa tuh, Raeya kecil sih" Balas Alexa dengan nada menjengkelkan. Sepertinya gadis itu lupa dengan umurnya yang sudah bisa dibilang dewasa.
"Dih, nyebelin banget" Raeya membuang muka, enggan menatap Alexa.
"Btw Zayn, apa cita-citamu? Masih sama?" Alexa bertanya kepada Zayn yang dibalas anggukan, bocah itu masih mengunyah camilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3A
Teen FictionArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...