Brp hari ciki gak update?Oke langsung cus baca
Typo koreksi ya
***
"Anak Kita?"
Rebecca memegang tangan kiri Azka yang hendak membuka lingerie yang ia pakai, menghentikan aktivitas laki-laki itu yang membuat Azka mendelik.
"Kenapa sih?" Tanya Azka dengan nada tidak sabar.
"Aku hamil?" Tanya Rebecca kepada Azka.
"Kau tidak sadar kalau Kau hamil?"
"Memangnya terlihat dari mana kalau Aku hamil?"
Azka menghela nafas, mendudukkan dirinya dan menyandarkan tubuh Rebecca ke kepala ranjang dan menatap lekat mata Rebecca.
"Dengar, selama lima tahun bersama. Aku sama sekali tidak pernah melihatmu menyentuh sushi, bahkan menatapnya Kau enggan. Dan satu minggu yang lalu Kau memakannya dengan lahap. Apa itu normal?"
"Kupikir itu normal"
"Dan lihat badanmu, bukankah lebih berisi dari pada sebelumnya?"
"Apa Kau tidak menyukaiku karena berat badanku bertambah? Lalu kenapa Kau menikahiku?"
"Karena berat badanmu bertambah, Aku takut tidak ada laki-laki yang mau bersamamu, jadi Aku menikahimu saja dari pada Kau hidup sendirian selamanya"
"Benar begitu?"
"Tidak bodoh, tentu saja karena Aku mencintaimu"
"Benarkah? Tapi tunggu, apa Aku benar-benar hamil?"
Azka kembali menghela nafas, pertanyaan yang sama sejak tadi. Laki-laki itu meraih tubuh Rebecca dan merebahkannya dengan lembut. Mendekatkan wajah mereka berdua dengan senyuman maut.
"Mau taruhan?"
"Pasti Kau akan lebih untung"
"Jika Kau tidak hamil, kita akan honeymoon ke lima negara yang Kau inginkan. Jika Kau benar hamil, kita akan melakukan sampai 15 ronde"
"Tuh 'kan, pasti Kau seperti itu. Kau pasti akan mendapat keuntungan lebih besar"
Rebecca mendorong dada Azka dengan kuat, tapi Azka sama sekali tidak bergerak. Laki-laki itu terkekeh dengan ucapan Rebecca yang ada benarnya. Azka tahu kalau Rebecca hamil, karena itu dia mencoba kesepakatan yang akan menguntungkannya.
"Tapi tidak apa, Aku setuju" Ucap Rebecca membuat Azka semakin bersemangat.
"Benar, Kau yakin? 15 ronde loh"
"Aku yakin"
"Baiklah, kalau begitu hari ini 5 ronde. Kau siap?"
"Lakukan semaumu Azka"
Tatapan Rebecca yang menyuruh Azka untuk segera melakukannya, tangan laki-laki itu dengan cepat melepas kain tipis yang Rebecca gunakan. Kain tidak berguna menurut Azka, tapi Rebecca semakin cantik saat memakainya.
***
Aura membuka pintu kamar Azka dengan perlahan, mengintip dua pengantin baru yang masih memakai selimut tebal mereka dengan erat. Gadis itu terkekeh kemudian mengambil foto Azka dan Rebecca dari jarak yang sedikit jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
3A
Teen FictionArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...