Semua orang terdiam di tempat masing-masing, memperhatikan dua suster yang menutup tubuh dingin Rebecca dengan kain.Tidak ada suara selain tangisan dari bayi laki-laki yang baru saja kehilangan ibunya itu. Tangisannya yang kencang seakan mengatakan kepada dunia bahwa bayi itu sedang sedih.
"Kita harus segera mengurus pemakaman Rebecca" Ucap Violet sambil menggendong cucu pertamanya.
Aura dan Tasya menangis kencang, tidak mengira kalau Rebecca akan meninggalkan mereka secepat ini. Padahal kemarin mereka masih saling bercanda dan memakan makanan favorit.
Apalagi bagi Aura selama hampir lima tahun ini, Rebecca adalah sosok kakak perempuan baginya. Yang selalu menemani dan memberikan support bagi Aura.
Aura menangis kencang, tubuhnya merosot ke lantai dan wanita itu kehilangan kesadaran. Evin segera membopong tubuh Aura dan menidurkan di sofa. Kepergian Rebecca membuat Aura sangat sedih.
Violet menatap putrinya prihatin, dia beralih menatap Tasya yang kini menangis di pelukan Arka. Sementara Alexa berada di gendongan Zero. Balita itu menatap semua orang tidak paham, karena mereka semua menangis dan memasang wajah sedih, jadi Alexa ikutan menangis dan memeluk leher Zero.
Bayi di gendongan Violet kini tertidur nyenyak, Violet meneteskan air mata merasa kasihan kepada cucu pertamanya. Violet berjanji kalau dia akan memberikan berjuta-juta kasih sayang kepada cucunya itu.
"Sudah menyiapkan nama?" Tanya Zero sambil berusaha menenangkan Alexa.
Violet tampak berpikir sebentar, dia tidak menyiapkan nama untuk bayi laki-laki karena ia pikir calon cucunya adalah bayi perempuan yang cantik, mengingat perut Rebecca saat hamil tidak terlalu besar.
"Theo Hernandez Casio"
***
2 minggu setelah pemakaman Rebecca berlangsung, semua anggota keluarga mulai mengikhlaskan kepergian Rebecca yang mendadak.
Azka masih belum sadar, laki-laki itu berada di kamarnya dengan beberapa alat yang melekat di tubuhnya.
Theo tentu saja Violet yang merawatnya, dibantu dengan Zero yang tentunya sudah berpengalaman dalam merawat seorang bayi.
Kalau kalian bertanya dimana Alexa, balita itu tiba-tiba menjadi lengket dengan Aura. Bahkan dia sampai menangis karena harus berpisah dengan Aura, jadi sementara Alexa berada di mansion Evin dan Aura.
Kehadiran Alexa yang tiba-tiba dan keberadaan balita itu membuat Evin terus mendengus setiap hari. Bahkan saat Evin dan Aura tidur, balita itu berada di tengah-tengah mereka berdua. Yang semakin membuat Evin dongkol karena tidak bisa bermesraan dengan istrinya.
"Ra"
"Hm?"
Evin memperhatikan Aura yang sedang mengusap rambut Alexa yang tidur nyenyak, menyadari tatapan lembut Aura kepada Alexa membuat Evin luluh seketika.
"Kenapa Evin?"
Evin menggeleng kecil, laki-laki itu tersenyum kemudian memeluk Aura, membiarkan Alexa terjepit diantara mereka berdua.
Sedetik kemudian Evin berteriak kesakitan, laki-laki itu langsung terduduk di ranjang. Matanya menatap nyalang balita yang sudah hampir satu minggu berada di mansionnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
3A
أدب المراهقينArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...