---
"GOMU GOMU NOOOO PISTOL!!!"
Si tengah Azka berteriak nyaring memenuhi kamar, tangan kanannya ia ayunkan mengikuti gerakan tokoh favoritnya dalam serial One Piece. Bocah sepuluh tahun itu melompat ke ranjang saat si bungsu Aura bersiap menghajarnya dengan tangan mungilnya.
"Jangan pake jurus Luffy! Cuma Aura yang boleh pake!" Gadis sepuluh tahun itu berucap dengan menggebu-gebu. Wajah cantiknya terlihat memerah karena kesal dengan kakak keduanya.
Arka yang sedang membaca buku pelajaran Fisika milik Brandon yang sudah tidak dipakai–khusus SMA– hanya diam mendengar kegaduhan yang diciptakan kedua adiknya. Si sulung yang paling dewasa itu mengangkup pipi kirinya menggunakan tangan kiri, tangan kanan ia gunakan untuk membalik lembar per lembar kertas. Teringat sesuatu, Arka menutup buku yang ia baca kemudian beralih menata buku sesuai pelajaran hari ini. Tidak lupa milik kedua adiknya ia tata juga.
" Santoryu...... Sushi ramen!" Azka memainkan tiga pedang mainan dan menggunakannya layaknya Zoro dalam serial yang sama.
"Yang bener itu Santoryu.... Onigiri!!!" Aura berteriak kesal.
"Sama-sama nama makanan Ra, Kamu sampai merah itu wajahnya. Santai aja kenapa?" Azka mengelus rambut Aura agar adiknya sedikit jinak.
"Aura gak terima dong jurus Zoro di ubah-ubah!" Aura masih berteriak, dan Arka sama sekali tidak terganggu dengan teriakannya.
"Terima ajalah, btw, kok jadi pengen sushi?" Gumam Azka yang diangguki Aura.
"Suruh mommy buatin yuk?" Usul Arka.
"Jangan mommy, suruh daddy aja. Lebih enak" Ucap Azka. Yang diangguki Arka dan Aura.
"Heh?" 3A mengerjap saat Violet berdiri di depan pintu sambil memasang wajah mengerikan.
"Lebih enak masakan daddy ya? Hmm, gak ada coklat emas hari ini" Wanita berusia 30 tahun itu mengetuk dagunya menggunakan jari telunjuk.
"Jangan dong mommy!" Aura melotot.
"Mommy jangan jahat sama anak sendiri!" Azka tambah melotot, urat lehernya juga terlihat.
"Coklat emas 'kan makanan rutin kita mom, jadi kalo kita gak makan sehari aja rasanya pasti kurang" Arka memang paling kalem.
"Yaudah, Arka sama Aura mommy kasih coklat emas. Azka gak usah" Putus Violet kemudian berjalan cepat menuju lantai bawah.
"Nasib anak tiri" Gumam Azka. Bahunya merosot lemah. Arka dan Aura dengan cepat mengusap punggung Azka. Seolah mengatakan kalau mereka bisa berbagi nanti.
---
"Jangan nakal, belajar yang pinter. Terutama Kamu Azka, gak usah godain banyak cewek. Satu aja cukup" 3A mengangguk–anggukan paling semangat tentu saja Azka.
"Bye daddy, bye mommy" 3A mengecup pipi Zero dan Violet bergantian.
Arka dan Azka menggandeng Aura berjalan menuju kelas, posisi mereka tidak pernah berubah. Arka sebelah kanan, Azka sebelah kiri, dan Aura di tengah. Karena takut terjadi sesuatu dengan adik mereka. Arka dan Azka dengan sigap selalu menjaga Aura.
Terutama Arka–si sulung yang mulai mengerti akan kejamnya dunia bisnis. Meskipun Azka juga sama diberikan pelajaran tentang dunia bisnis–ingatannya tidak sebagus Arka. Sedangkan Aura tidak terlalu minat, dia lebih minat dengan dunia permodelan.
![](https://img.wattpad.com/cover/225630639-288-k444084.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
3A
Teen FictionArka, kakak pertama di antara mereka bertiga. Tampan, cuek, pintar, sayang Aura. Azka, kakak kedua. Tampan, jahil, fucekboy, sayang Aura. Aurora, atau sering dipanggil Aura. Si bungsu kesayangan keluarga dan kakak-kakaknya. Apapun permintaannya, s...