3A - 70

7.9K 1K 80
                                    

ASSALAMUALAIKUM

DAH YANG JOMBLO DIEM DI RUMAH AJA

KANGEN CIKI TIDAK?












***













Zayn menghela nafas untuk kesekian kalinya, kaki kirinya terasa pegal karena dia berdiri dengan satu kaki sejak lima belas menit yang lalu. Dan juga kedua tangan yang memegang telinga, posisi Zayn yang berada di pojok ruang tamu membuat Theo prihatin.

Berbeda dengan kesialan Zayn, kini Theo tengah disuapi kue ulang tahun yang dibuat oleh Aura. Kue yang penuh coklat yang sangat Theo sukai.

"Bibi, bukankah Zayn sudah cukup berdiri disana?" Theo bertanya dengan mulut penuh kue, menatap Zayn yang kini memasang wajah melas kepadanya.

Aura melirik putranya dengan tatapan sinis. Wanita itu mengedikkan bahu acuh.

"Masih kurang 10 menit lagi"

Zayn mendesis, perutnya mulai keroncongan dan dia merasa lapar.

"Oh, Bibi tinggal sebentar ya Theo"

Aura berpamitan kepada Theo saat mendapat sebuah panggilan telepon, wanita itu berjalan menuju kamarnya karena akan membahas hal pribadi.

Theo menghampiri Zayn kemudian menyuapi laki-laki itu dengan kasar.

"Pelan-pelan bodoh"

"Memangnya Kau kenapa sih tiba-tiba meminta adik?" Tanya Theo dengan nada sewot, sambil mengelap sudut bibir Zayn yang terkena selai coklat.

"Aku merasa kesepian, jadi Aku meminta adik. Tapi Mama malah menghukumku"

"Bagaimana pendapat paman Evin?"

"Kalau dia sih jangan ditanya, sangat setuju pastinya"

Theo segera berlari untuk kembali ke sofa setelah mendengar suara pintu terbuka dari kamar Aura. Bersikap normal seperti biasa.

Zayn mendelik, menunduk kebawah menatap lantai. Wajah laki-laki itu memerah karena merasa seret setelah memakan kue suapan Theo, dia butuh minum.

Karena tidak tahan, Zayn langsung berlari menuju dapur dan meminum segelas air putih hingga tandas.

Zayn berlari sambil merengek memeluk Aura dan mengucapkan maaf berulang kali. Berjanji tidak akan lagi meminta adik, Zayn akan hidup sebagai anak tunggal seperti biasa.

"Bagus, jika Kau meminta adik Kau akan berbagi harta warisan. Bukankah Kau ingin kaya tanpa bekerja? Jika Kau menjadi anak tunggal, harta warisan Papa dan Mama akan menjadi milikmu sepenuhnya. Kau tidak akan susah payah bekerja dan menghasilkan uang"

"Benarkah?" Wajah Zayn berseri-seri.

Aura mengangguk dengan penuh keyakinan.

"Baiklah, Zayn janji tidak akan minta adik lagi"

"Good boy"

Theo menatap Zayn yang kini sedang dielus manja, laki-laki itu memutar matanya malas melihat kelakuan penuh drama sepupunya itu.

"Mama ada urusan dengan paman-pamanmu. Kalian boleh jalan-jalan sesuka kalian, menghabiskan uang dan belanja sesuka kalian, tapi ingat, jangan membuat masalah dan mencoreng nama keluarga, kalian paham?"

Theo dan Zayn langsung berpandangan, keduanya mengangguk dengan semangat.

"Mama tinggal dulu, Theo, tolong jaga Zayn ya"

3ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang