3A - 61

9.9K 1.4K 278
                                    


VOTE DULU YOK💃










***







Theo mengunyah kue dengan mata melirik para tamu, lebih tepatnya mencari tamu yang good looking menurut versi balita itu.

Disampingnya ada Zayn juga melakukan hal yang sama, keduanya duduk berdampingan sambil makan kue dengan pipi menggembung, serta kedua mata bulat menjelajah ruangan.

"Halo Zayn, selamat ulang tahun ya"

Salah seorang wanita datang bersama putri kecilnya yang menggemaskan.

Theo dan Zayn langsung beranjak dari kursi dan berdiri tegak. Tersenyum lebar menatap gadis kecil dengan pipi gembul kenyal berwarna ranum merona.

"Ini ada kado buat Zayn, dipakai ya" Ucap si Ibu dari gadis kecil itu dan memberikan kotak berukuran sedang kepada Zayn.

"Telimakasih Tante" Ucap Zayn sambil mengecup punggung wanita itu dengan sopan.

"Imutnya" Wanita itu mencubit pipi Zayn pelan. Tatapannya beralih kepada Theo yang menatap Putri kecilnya tanpa kedip.

"Theo mau kenalan?"

Theo mengangguk dengan semangat, langsung menjulurkan tangannya kepada gadis kecil imut dihadapannya.

"Nama Aku Theo, ama Kamu siapa?"

Gadis kecil itu menatap Theo dengan raut wajah takut. Membalas uluran tangan Theo.

"Aku Freya"

Theo dan Zayn mendelik mendengar nada suara yang menggemaskan itu. Zayn langsung melepas tangan Theo dan menggantinya dengan tangannya. Bersalaman dengan Freya.

"Aku Zayn, telimakasih udah datang"

Freya tersenyum kecil, kemudian Ibu Freya membawa Putri kecilnya keluar mansion. Karena wanita itu sedang ada urusan penting jadi tidak bisa berlama-lama di pesta.

"Wah, cantik banget" Gumam Theo yang diangguki Zayn.

"Besok kalo udah besal halus jadi pacal Zayn sih"

"Enak aja, pacal Theo dong, Theo yang kenalan duluan"

"Gak! Punya Zayn!"

Theo dan Zayn saling bertatapan sinis.

Sebuah tangan mungil menempel di wajah Theo dan Zayn, keduanya mendelik kesal kepada sosok pemilik tangan.

"Mau pelmen gak?" Tawar Gerald kepada Theo dan Zayn.

Perbedaan usia yang hanya beberapa bulan membuat mereka kadang akrab, meskipun lebih banyak acara geludnya.

Tanpa menunggu jawaban keduanya, Gerald membuka bungkus permen kemudian memasukkan paksa ke mulut adik sepupunya.

"Oh iya, Geysa mana?" Tanya Theo.

Gerald, Theo, dan Zayn duduk berjejeran di kursi. Ketiga balita itu menjadi pusat perhatian karena ketampanan dan kelucuan yang ada pada diri mereka. Layaknya seorang pangeran yang duduk di takhta masing-masing.

3ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang